BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Masukan
Data yang telah didapat, baik data
primer yang berasal dari hasil survai di lapangan maupun data sekunder kemudian
dikumpulkan. Data yang terkumpul merupakan data yang belum diolah sehingga
harus disusun terlebih dahulu untuk
kemudian dianalisis. Analisis data yang dilakukan meliputi :
- Analisis kinerja ruas Jalan Imam Bonjol mulai dari Persimpangan Imam Bonjol-Gunung Soputan sampai Persimpangan Imam Bonjol – Pulau Galang.
- Analisis biaya perjalanan akibat tundaan lalu lintas pada ruas Jalan I Gusti Ngurah Rai mulai dari Persimpangan Imam Bonjol-Gunung Soputan sampai Persimpangan Imam Bonjol – Pulau Galang.
4.1.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh
dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan. Adapun data primer yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data volume lalu lintas, data kecepatan
perjalanan, data geometrik jalan, dan data hambatan samping.
4.1.1.1 Data Volume Lalu Lintas
Dari hasil
survei volume lalu lintas di lapangan, diperoleh kondisi arus lalu lintas
selama 12 jam yang dapat dilihat pada Lampiran C2. Setelah menganalisis volume
lalu lintas tersebut didapatkan jam puncak pagi, siang dan sore di sepanjang jalan
Imam Bonjol. Hasil dari analisis data volume jam puncak dapat dilihat pada Tabel
4.1.
Tabel 4.1 Volume lalu lintas pada jam puncak (peak hour)
No
|
Waktu
|
Jam
|
Tipe Kendaraan
|
Total
|
||
MC
|
LV
|
HV
|
(kend/jam)
|
|||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)=(4)+(5)+(6)
|
1
|
Jam Puncak Pagi
|
08.00-09.00
|
7505
|
1299
|
102
|
8906
|
2
|
Jam Puncak Siang
|
13.30-14-30
|
5930
|
1568
|
107
|
7605
|
3
|
Jam Puncak Sore
|
16.45-17.45
|
8298
|
1435
|
64
|
9797
|
Sumber : Hasil
survei (2012)
Berdasarkan Tabel
4.1 dapat dilihat volume jam puncak tertinggi ruas jalan Imam Bonjol terdapat
pada pukul 16.45-17.45 sebesar 9797 kend/jam sehingga selanjutnya digunakan
dalam perhitungan sebagai volume lalulintas ruas jalan Imam Bonjol.
4.1.1.2 Data Kecepatan Perjalanan
Pada analisis data
kecepatan rata-rata perjalanan, diperlukan data waktu perjalanan. Data waktu
perjalanan didapatkan dari hasil survei kecepatan pada arah utara-selatan dan
pada arah selatan-utara dengan metode car
moving observer, hasil survei waktu
perjalanan disajikan pada Tabel 4.2 dan 4.3 berikut:
Tabel 4.2 Data Waktu Perjalanan
(arah utara-selatan)
Putaran
|
Jumlah Kendaraan
Medahului
|
Jumlah
Kendaraan Didahului
|
Jumlah
Kendaraan Berpapasan
|
Waktu
Perjalanan (TW)
|
Waktu
Perjalanan (TA)
|
(A)
|
(B)
|
(x)
|
(detik)
|
(detik)
|
|
1
|
192
|
10
|
283
|
265
|
93
|
2
|
54
|
5
|
120
|
112
|
62
|
3
|
1
|
1
|
92
|
57
|
92
|
4
|
10
|
2
|
69
|
71
|
73
|
5
|
378
|
8
|
1132
|
795
|
133
|
6
|
115
|
2
|
826
|
355
|
95
|
7
|
215
|
2
|
875
|
83
|
417
|
8
|
138
|
3
|
258
|
78
|
379
|
Jumlah
|
1103
|
33
|
3655
|
1816
|
1344
|
Rata-rata
|
137.875
|
4.125
|
456.875
|
227
|
168
|
Sumber : Hasil
survei (2012)
Tabel 4.3 Data Waktu Perjalanan
(arah selatan- utara)
Putaran
|
Jumlah
Kendaraan Medahului
|
Jumlah
Kendaraan Didahului
|
Jumlah
Kendaraan Berpapasan
|
Waktu
Perjalanan
|
Waktu
Perjalanan
|
(A)
|
(B)
|
(x)
|
(TW) (detik)
|
(TA) (detik)
|
|
1
|
9
|
2
|
376
|
93
|
265
|
2
|
2
|
4
|
153
|
62
|
112
|
3
|
13
|
1
|
117
|
92
|
57
|
4
|
5
|
1
|
125
|
73
|
71
|
5
|
26
|
1
|
1281
|
133
|
795
|
6
|
2
|
8
|
83
|
95
|
355
|
7
|
243
|
2
|
153
|
417
|
83
|
8
|
167
|
2
|
146
|
379
|
78
|
Jumlah
|
467
|
21
|
2434
|
1344
|
1816
|
Rata-rata
|
58.375
|
2.625
|
304.25
|
168
|
227
|
Sumber : Hasil
survei (2012)
Dari data di atas dihitung besarnya kecepatan rata-rata
perjalanan untuk arah utara-selatan sebagai berikut:
y
= A-B = 137,875–
4,125 = 133,75 kend
Sehingga:
= 0,038208407 jam
Jarak
tempuh = 1000 m = 1 km
Untuk data kecepatan rata-rata
perjalanan untuk arah selatan - utara, hasil perhitungannya akan ditampilkan
secara tabelaris pada Tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4 Kecepatan rata-rata perjalanan menggunakan
data survei waktu perjalanan
Arah
|
y (A-B)
|
Volume rata-rata
(q)
|
Waktu
(t)
|
Waktu
(t)
|
Kecepatan (V)
|
(kend/dt)
|
(detik)
|
(jam)
|
(km/jam)
|
||
Utara-Selatan
|
133.75
|
1.4953
|
137.5503
|
0.0382
|
26.1723
|
Selatan-Utara
|
55.75
|
0.9114
|
106.8299
|
0.0297
|
33.6984
|
Rata-rata
|
94.75
|
1.2033
|
122.1901
|
0.0339
|
29.9353
|
Sumber : Hasil
survei (2012)
4.1.1.3 Data Geometrik Jalan
Data geometrik
jalan adalah data tentang kondisi jalan itu sendiri secara nyata di lapangan. Data kondisi
geometrik segmen jalan dapat dilihat pada Gambar 4.1 dibawah ini.
Gambar 4.1 Penampang melintang jalan Imam Bonjol
Sumber : Hasil pengamatan (2012)
Data kondisi geometrik segmen jalan Imam Bonjol dapat
dilihat pada Tabel 4.5 dibawah ini.
Tabel 4.5 Data Geometrik Jalan
Kode Segmen
|
Lebar Lajur (m)
|
Lebar Jalur
Efektif (m)
|
Kerb
|
Panjang Segmen
(m)
|
||
Kerb Barat (m)
|
Kerb Timur (m)
|
Rata-rata (m)
|
||||
Imam Bonjol
|
5
|
10
|
1.5
|
2.5
|
2
|
1000
|
Sumber : Hasil
survei (2012)
4.1.1.4 Data Hambatan Samping
Data yang digunakan untuk
menentukan kelas hambatan samping adalah hasil survei inventarisasi jalan dan
survei hambatan samping pada Lampiran C4. Data ini diperoleh dari hasil survei
lapangan yang kemudian digunakan untuk menentukan jumlah kejadian per segmen
jalan per jam dengan mengacu pada jam puncak lalu lintas. Tabel 2.2 sesuai
dengan MKJI 1997, maka diperoleh kelas hambatan samping pada ruas jalan Imam
Bonjol mulai dari persimpangan Imam Bonjol-Gunung Soputan sampai pada
persimpangan Imam Bonjol-Pulau Galang yang menjadi wilayah penelitian yaitu :
Tabel 4.6 Kelas hambatan samping untuk jalan
No
|
Ruas
Jalan
|
Kelas
Hambatan Samping (SFC)
|
Kode
|
Jumlah
Berbobot Kejadian Per 200m per jam (dua sisi)
|
Kondisi
khusus
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
1
|
Segmen Imam Bonjol
|
Tinggi
|
H
|
500 – 899
|
Daerah
niaga dengan aktifitas sisi jalan yang tinggi.
|
Sumber : MKJI
(1997)
4.1.2 Data Sekunder
Data sekunder yang diperlukan pada penelitian
ini diperoleh dari instansi–instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik dan
instasi swasta.
4.1.2.1 Data Jumlah Penduduk
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
Kota Denpasar berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 adalah 788.445 jiwa.
Data ini diperlukan untuk menentukan kelas ukuran kota dalam perhitungan
kapasitas jalan berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia.
4.1.2.2 Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Kota Denpasar
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
merupakan data statistik yang menunjukkan nilai pendapatan per kapita per satu
orang penduduk dan tidak membedakan nilai waktunya. Pendapatan per kapita Kota
Denpasar mulai sejak tahun 2006 hingga tahun 2010 ditunjukkan pada Tabel 4.7
berikut.
Tabel 4.7
PDRB per kapita Kota Denpasar
Tahun
|
PDRB Per Kapita (Rupiah)
|
2006
|
11.995.321,96
|
2007
|
13.410.213,82
|
2008
|
15.702.561,73
|
2009
|
17.709.730,25
|
2010
|
15.847.814,91
|
Sumber : BPS Kota Denpasar (2011)
Berikut ini perhitungan persentase pertumbuhan PDRB per
kapita Kota Denpasar:
Persentase pertumbuhan =
=
= 11,80 %
Untuk perhitungan persentase pertumbuhan
tahun berikutnya dan persentase rata-rata pertumbuhan penduduk dapat dilihat
pada Tabel 4.8.
Tabel
4.8 Laju Pertumbuhan PDRB per kapita Kota Denpasar
No.
|
Tahun
|
PDRB Per Kapita (Rupiah)
|
Pertumbuhan (%)
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4) = (2-1)/1 x
100%
|
1
|
2006
|
11.995.321,96
|
-
|
2
|
2007
|
13.410.213,82
|
11,80
|
3
|
2008
|
15.702.561,73
|
17,09
|
4
|
2009
|
17.709.730,25
|
12,78
|
5
|
2010
|
15.847.814,91
|
-10,51
|
Total rata-rata
|
7,79
|
Sumber : BPS Kota Denpasar (2011)
Rata-rata laju pertumbuhan PDRB Kota
Denpasar adalah 7,79% per tahun
Prediksi
PDRB per kapita Tahun 2012 = 15.847.814,91 (1 + 7,79%)²
=
Rp. 18.412.931,96
Asumsi jam kerja setahun = 160 jam/bulan x 12 nulan
=
1920 jam
PDRB per kapita per jam kerja
= Rp. 9590,07 per jam
Keterangan :
Jam kerja diasumsikan selama 8 jam dalam 5 hari
kerja dan terdapat 4 minggu selama sebulan sehingga total jam kerja sebulan
adalah 8x5x4 = 160 jam/bulan
4.1.2.3 Harga Komponen BOK
Harga komponen biaya operasional kendaraan didapatkan
dari harga pasar 2012 yaitu dengan melakukan survei ke instansi swasta. Data
ini digunakan dalam perhitungan biaya operasional kendaraan setiap komponen
yang mengacu pada metode LAPI-ITB (1997). Data harga komponen BOK yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Data harga komponen BOK
No
|
Komponen BOK
|
Satuan
|
Harga Satuan (Rupiah)
|
|
1
|
Harga Kendaraan
|
|||
- Kendaraan Ringan
(Toyota Rush)
|
unit
|
213.150.000
|
||
- Kendaraan Berat (Truck
Toyota Dyna 4R Bus Chasis110 PS ST Long Wheel Bas Power Steering)
|
unit
|
271.100.000
|
||
2
|
Harga Ban
|
|||
- Kendaraan Ringan
|
buah
|
544.800
|
||
- Kendaraan Berat
|
buah
|
1.250.000
|
||
3
|
Harga Kendaraan Terdepresiasi
|
|||
- Kendaraan Ringan
|
unit
|
30.449.999,9714
|
||
- Kendaraan Berat
|
unit
|
38.728.571,4000
|
||
4
|
Harga BBM
|
|||
- Bensin Premium
|
liter
|
4.500
|
||
- Minyak Solar
|
liter
|
4.500
|
||
5
|
Minyak Pelumas
|
|||
- Untuk Kendaraan Ringan
|
liter
|
30.620
|
||
- Untuk Kendaraan Berat
|
liter
|
38.000
|
||
6
|
Upah Mekanik
|
jam
|
35.000
|
|
7
|
Biaya Overhead
|
10% dari sub
total
|
Sumber : Data
survei (2012)
4.2 Analisis Data
Setelah data – data yang diperlukan
terkumpul baik data primer maupun data sekunder, tahap selanjutnya adalah
analisis data. Dalam tahap ini,
analisis dikelompokan menjadi dua menurut rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu analisis kinerja ruas jalan dan analisis biaya perjalanan.
4.2.1 Analisis Volume Lalu
Lintas
Perhitungan volume lalu lintas mengacu pada hasil
survei volume lalu lintas Tabel 4.1 yang menjelaskan jam puncak pada sore hari
yaitu dari pukul 16.45-17.45. Data dari hasil survei volume lalu lintas pada
jam puncak dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Volume lalu lintas pada jam
puncak (peak hour)
Segmen
|
Waktu
|
Tipe Kendaraan
(kend/ 15 menit)
|
|||
Sp. Motor (MC)
|
Kend. Ringan
(LV)
|
Kend. Berat
(HV)
|
Total
|
||
Imam Bonjol
|
16:45-17:00
|
1866
|
348
|
18
|
2232
|
17:00-17:15
|
2716
|
308
|
17
|
3041
|
|
17:15-17:30
|
2027
|
388
|
14
|
2429
|
|
17:30-17:45
|
1689
|
391
|
15
|
2095
|
|
Total (Kend/jam)
|
8298
|
1435
|
64
|
9797
|
Sumber : Hasil
Analisis (2012)
Volume lalu lintas pada
Tabel 4.10 yang memakai satuan kend/jam diubah kedalam satuan smp/jam dengan
menggunakan ekivalen mobil penumpang pada Tabel 2.3 untuk tipe jalan 2 lajur 2 arah tak
terbagi (2/2 UD). Perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11 Perhitungan volume lalu lintas pada jam puncak
(peak hour) dalam satuan smp/jam
Segmen
|
Waktu
|
Tipe
Kendaraan (kend/ 15 menit)
|
Tipe
Kendaraan
(smp/
15 menit)
|
Total
|
Arus
(Q) (smp/jam)
|
||||
MC
|
LV
|
HV
|
0.25
x MC
|
1
x LV
|
1.2
x HV
|
||||
Imam
Bonjol
|
16:45-17:00
|
1866
|
348
|
18
|
466.5
|
348
|
21.6
|
836.1
|
3586.3
|
17:00-17:15
|
2716
|
308
|
17
|
679
|
308
|
20.4
|
1007.4
|
||
17:15-17:30
|
2027
|
388
|
14
|
506.75
|
388
|
16.8
|
911.55
|
||
17:30-17:45
|
1689
|
391
|
15
|
422.25
|
391
|
18
|
831.25
|
Sumber : Hasil
Analisis (2012)
4.2.2 Analisis Kecepatan
Arus Bebas
Kecepatan arus bebas dasar
mempunyai rumus sebagai berikut:
FV = (FVO + FVW) x FFVSF
x FFVCS
Sesuai dengan data masukan
yang dikumpulkan di atas maka perhitungan kecepatan arus bebas ditampilkan
secara tabelaris pada Tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12 Perhitungan kecepatan arus
bebas
Segmen
|
Kecepatan
arus bebas dasar
|
Faktor
koreksi untuk lebar jalur
|
Fvo [2] + FVw [3]
|
Faktor
Koreksi
|
Kecepatan
arus bebas sesungguhnya
|
||
(Fvo)
|
(FVw)
|
Hambatan
samping
|
Ukuran
kota
|
||||
Tabel
2.5
|
Tabel
2.6
|
FFVSF
|
FFVCS
|
[4]
x [5] x [6]
|
|||
(km/jam)
|
(km/jam)
|
Tabel
2.8
|
Tabel
2.9
|
(km/jam)
|
|||
[1]
|
[2]
|
[3]
|
[4]
|
[5]
|
[6]
|
[7]
|
|
Imam
Bonjol
|
44
|
6
|
48
|
0.88
|
0.95
|
41.8
|
|
Sumber : Hasil
Analisis (2012)
4.2.3 Analisis Kapasitas Jalan
Seperti yang telah
dijelaskan pada Bab II, dalam menganalisis kapasitas digunakan rumus sebagai berikut:
C = CO x FCW x
FCSP x FCSF x FCCS
Perhitungan selanjutnya ditampilkan pada Tabel 4.13
berikut:
Tabel 4.13 Perhitungan Kapasitas
Ruas Jalan
Segmen
|
Kapasitas dasar
(Co) Tabel 2.10
|
Faktor koreksi
untuk kapasitas
|
Kapasitas
sesungguhnya [2] x [3] x [4] x [5] x [6]
(smp/jam)
|
|||
Lebar jalur
|
Pemisah arah
|
Hambatan
samping
|
Ukuran kota
|
|||
(FCw)
|
(FCSP)
|
(FCSF)
|
(FCCS)
|
|||
Tabel 2.11
|
Tabel 2.12
|
Tabel 2.14
|
Tabel 2.15
|
|||
[1]
|
[2]
|
[3]
|
[4]
|
[5]
|
[6]
|
[7]
|
Imam Bonjol
|
2900
|
1.29
|
1
|
0.88
|
0.94
|
3094.5552
|
Sumber : Hasil
Analisis (2012)
4.2.4 Analisis Waktu Perjalan
a.
Analisis waktu
perjalanan dengan memakai kecepatan perjalanan
Dari nilai kecepatan
perjalanan rata-rata pada Tabel 4.4 maka diperoleh waktu perjalanan yang dipengaruhi oleh
tundaan lalu lintas dapat dilihat pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14 Waktu perjalanan berdasarkan
kecepatan perjalanan
Panjang segmen
(L)
|
Kecepatan arus
bebas (V)
|
Waktu
perjalanan (t)
|
Waktu
perjalanan (t)
|
km
|
km/jam
|
jam
|
detik
|
1
|
29.93534689
|
0.0339
|
122.1901
|
Sumber : Hasil
Analisis, 2012
b.
Analisa waktu
perjalanan dengan memakai kecepatan arus bebas
Dari nilai kecepatan arus
bebas sesungguhnya pada Tabel 4.15 maka waktu perjalanan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Waktu perjalanan
L = 1 km
V = 41,8 km/jam
t = 1/41,8
t =
0,0239 jam
t = 89,7129
detik
Tabel 4.15 Waktu perjalanan menggunakan
kecepatan arus bebas
Panjang segmen
(L)
|
Kecepatan arus
bebas (V)
|
Waktu
perjalanan (t)
|
Waktu
perjalanan (t)
|
km
|
km/jam
|
jam
|
detik
|
1
|
41.8
|
0.0239
|
86.1244
|
Sumber : Hasil
Analisis (2012)
4.3 Analisis Kinerja Ruas Jalan
Dalam
mengevaluasi permasalahan lalulintas perkotaan kinerja yang digunakan yaitu
tingkat pelayanan jalan yang merupakan indikator yang mencakup gabungan
beberapa parameter dari ruas jalan.
·
Analisa Tingkat
Pelayanan Jalan Berdasarkan Derajat Kejenuhan.
Berdasarkan hasil perhitungan volume dan kapasitas
di atas maka derajat kejenuhan ruas jalan dapat dihitung. Sesuai dengan ketetapan
MKJI didapatkan tingkat pelayanan jalan untuk segmen Imam Bonjol dapat dilihat
pada Tabel 4.16 berikut :
Tabel 4.16 Tingkat pelayanan jalan berdasarkan derajat
kejenuhan
Arus lalu
lintas (Q)
|
Kapasitas ( C )
|
Derajat
Kejenuhan
|
Tingkat
pelayanan jalan
|
smp/jam
|
smp/jam
|
Q/C
|
|
3586.3
|
3094.5552
|
1.1589
|
F
|
Sumber : Hasil Analisis (2012)
Tingkat pelayanan jalan digunakan sebagai
ukuran kualitas pelayanan jalan yang diidentifikasi dari kapasitas jalan raya
dan arus lalu lintas. Berdasarkan derajat kejenuhan dan dengan menggunakan Tabel 2.16,
maka dapat ditentukan level tingkat pelayanan jalan Imam Bonjol. Tingkat
pelayanan jalan pada ruas Jalan Imam Bonjol pada level F (dengan nilai Q/C = 1,1589)
yang menjelaskan keadaan arus yang
bertahan atau arus terpaksa (force down), kecepatan rendah sedang volume ada di
bawah kapasitas dan membentuk rentetan kendaraan, sering terjadi kemacetan
dalam waktu yang cukup lama. Dalam keadaan ekstrem, kecepatan dan volume dapat
turun mencapai nol.
4.4 Analisis Biaya Operasi Kendaraan
Untuk memudahkan
perhitungan, jenis kendaraan dan data-data yang digunakan sebagai masukan pada
perhitungan Biaya Perjalanan dapat dilihat pada Tabel 4.9.
4.4.1 Analisis
BOK Kendaraan Ringan dan Kendaraan Berat
Faktor koreksi konsumsi bahan bakar dasar kendaraan
(sesuai Tabel 2.17):
kk = 0,400
(koreksi menurut kelandaian 0% ≤ g ≤ 5%)
kr = 0,035 (koreksi menurut kekasaran jalan <
3m/km)
Tabel 4.17 Faktor koreksi akibat kondisi arus lalu lintas (k1)
Segmen
|
Q/C
|
k1
|
Imam Bonjol
|
1,15
|
0,253
|
Sumber : Hasil Analisis (2012)
Berdasarkan persamaan konsumsi bahan bakar, maka model
konsumsi bahan bakar menjadi:
Untuk k1 = 0,253
KBB = KBB dasar x (1 + (kk + k1 +
kr))
KBB = KBB dasar x (1 + (0,400 + 0,253 + 0,035))
KBB = KBB dasar x (1,688)
Persamaan untuk masing-masing golongan menjadi:
KBB golongan I = (0,0284 V2 – 3,0644 V +
141,68) x 1,688
KBB golongan IIA = 2,26533 x (0,0284 V2 – 3,0644 V +
141,68) x 1,688
KBB golongan IIB = 2,90805 x (0,0284 V2 – 3,0644 V +
141,68) x 1,688
Konsumsi minyak pelumas per kilometer sesuai Tabel 2.18 dan Tabel 2.19,
dimana koreksi kekasaran = 1,00 (dengan nilai kekasaran < 3m/km) untuk
berbagai golongan menjadi:
-
Segmen Imam Bonjol (kecepatan 20-30 km/jam)
Konsumsi minyak pelumas golongan I =
0,0030 x 1,00 = 0,0030
Konsumsi minyak pelumas golongan IIA =
0,0057 x 1,00 = 0,0057
Konsumsi minyak pelumas golongan IIB =
0,0046 x 1,00 = 0,0046
-
Segmen Imam Bonjol (kecepatan 40-50 km/jam)
Konsumsi minyak pelumas golongan I =
0,0027 x 1,00 = 0,0027
Konsumsi minyak pelumas golongan IIA =
0,0054 x 1,00 = 0,0054
Konsumsi minyak pelumas golongan IIB =
0,0043 x 1,00 = 0,0043
Langkah pertama yang dilakukan adalah memasukkan data kecepatan pada rumus
Biaya Operasi Kendaraan, secara tabelaris ditampilkan pada Tabel 4.18 dan Tabel 4.19 dibawah ini. Berdasarkan hasil survei, sebagian besar kendaraan berat yang
melewati jalan Imam Bonjol termasuk golongan IIA, sehingga digunakan persamaan
golongan IIA dalam perhitungan BOK kendaraan berat.
Tabel 4.18 Perhitungan BOK untuk kendaraan ringan
|
|||
Komponen Biaya
|
Persamaan
|
Segmen Imam
Bonjol
|
|
Vt0 = 41.8
|
Vt1 =
29.9353
|
||
Konsumsi Bahan Bakar (KBB)
|
KBB = (0.0284 V2 - 3.0644 V + 141.68) x 1.688
|
106.6980
|
127.2686
|
Konsumsi Minyak Pelumas
|
0.0027
|
0.0030
|
|
Biaya Pemakaian Ban
|
Y = 0.0008848 V - 0.0045333
|
0.0325
|
0.0220
|
Biaya Suku Cadang
|
Y = 0.0000064 V + 0.0005567
|
0.0008
|
0.0007
|
Biaya Montir
|
Y = 0.00362 V + 0.36267
|
0.5140
|
0.4710
|
Biaya Penyusutan
|
Y = 1/(2.5 V +125)
|
0.0044
|
0.0050
|
Bunga Modal
|
Y = 150/(500 V)
|
0.0072
|
0.0100
|
Biaya Asuransi
|
Y = 38/(500 V)
|
0.0018
|
0.0025
|
Sumber : Hasil Analisis, 2012
|
|||
Tabel 4.19 Perhitungan BOK untuk kendaraan berat
|
|||
Komponen Biaya
|
Persamaan
|
Segmen Imam
Bonjol
|
|
Vt0 = 41.8
|
Vt1 = 29.9353
|
||
Konsumsi Bahan
Bakar (KBB)
|
KBB = 2.26533 x
(0.0284 V2 - 3.0644 V + 141.68) x 1.688
|
241.7061
|
288.3053
|
Konsumsi Minyak
Pelumas
|
0.0054
|
0.0057
|
|
Biaya Pemakaian
Ban
|
Y = 0.0015553 V
- 0.0059333
|
0.0591
|
0.0406
|
Biaya Suku
Cadang
|
Y = 0.0000191 V
+ 0.0015400
|
0.0023
|
0.0021
|
Biaya Montir
|
Y = 0.01511 V +
1.21200
|
1.8436
|
1.6643
|
Biaya
Penyusutan
|
Y = 1/(6.0 V +
300)
|
0.0018
|
0.0080
|
Bunga Modal
|
Y = 150/(1714.28571
V)
|
0.0021
|
0.0029
|
Biaya Asuransi
|
Y =
61/(1714.28571 V)
|
0.0009
|
0.0012
|
Sumber : Hasil Analisis, 2012
|
Hasil perhitungan pada Tabel 4.18 dan Tabel 4.19 adalah dalam satuan per seribu kilometer. Selanjutnya nilai ini dijadikan
dalam bentuk rupiah per kilometer, dan perhitungannya adalah sebagai berikut:
·
Kendaraan ringan (Vto = 41,8 km/jam)
-
Konsumsi bahan bakar (KBB)
KBB = 106,6980
liter/1000 km
= 106,6980 liter x (1/1000) x 4500
= Rp.480,1409
-
Konsumsi minyak pelumas
Y = 0,0027 liter/1000 km
= 0,0027 x (1/1000) x 30.620
= Rp.0,0827
-
Biaya pemakaian ban
Y = 0,0325/1000 km
= 0,0325 x (1/1000) x 528.000
= Rp.17,6795 x 4 (jumlah ban pada kendaraan ringan)
= Rp. 70,7180
-
Biaya pemeliharaan (suku cadang)
Y = 0,0008 nilai terdepresiasi/1000
km
= 0,0008 x (1/1000) x 30.449.999,9714
= Rp.25,0975
-
Biaya pemeliharaan (upah montir)
Y = 0,5140 upah tenaga kerja/1000
km
= 0,5140 x (1/1000) x 35.000
= Rp.17,9895
-
Biaya penyusutan
Y = 0,0044 setengah nilai terdepresiasi/1000 km
=
0,0044 x (1/1000) x 0,5 x 30.449.999,9714
=
Rp.66,3399
-
Bunga modal
Y = 0,0072 nilai kendaraan baru/1000 km
=
0,0072 x (1/1000) x 213.150.000 = Rp. 1529,7847
-
Biaya asuransi
Y = 0,0018 nilai
kendaraan baru/1000 km
= 0,0018 x (1/1000) x 213.150.000
= Rp. 387,5455
Keterangan :
q Untuk biaya
pemakaian ban kendaraan ringan dikalikan 4 (jumlah ban dalam kendaraan).
q Untuk biaya
pemakaian ban kendaraan berat dikalikan 6 (jumlah ban dalam kendaraan).
Untuk perhitungan nilai BOK selengkapnya ditampilkan secara tabelaris pada
Tabel 4.20 dan Tabel 4.21 dibawah ini.
Tabel 4.20 Nilai biaya operasi kendaraan
ringan
Komponen Biaya
|
Biaya Operasi
Kendaraan (Rp)
|
|
BOK0
|
BOK1
|
|
Vt0 = 41.8
|
Vt1
= 29.9353
|
|
Konsumsi Bahan Bakar (KKB)
|
480.1409
|
572.7086
|
Konsumsi Minyak Pelumas
|
0.0827
|
0.1140
|
Biaya Pemakaian Ban
|
70.7180
|
47.8411
|
Biaya Suku Cadang
|
25.0975
|
22.7853
|
Biaya Montir
|
17.9895
|
16.4863
|
Biaya Penyusutan
|
66.3399
|
76.1866
|
Bunga Modal
|
1529.7847
|
2136.1035
|
Biaya Asuransi
|
387.5455
|
541.1462
|
Jumlah
|
2577.6985
|
3413.3715
|
Overhead 10% sub total
|
257.7699
|
341.3372
|
Biaya Operasional Kendaraan
|
2835.4684
|
3754.7087
|
Sumber : Hasil Analisis (2012)
Tabel
4.21 Nilai biaya operasi kendaraan berat
Komponen Biaya
|
Biaya Operasi
Kendaraan (Rp)
|
|
BOK0
|
BOK1
|
|
Vt0 = 41.8
|
Vt1
= 29.9353
|
|
Konsumsi Bahan Bakar (KKB)
|
1087.6775
|
1297.3739
|
Konsumsi Minyak Pelumas
|
0.2052
|
0.2166
|
Biaya Pemakaian Ban
|
443.0891
|
304.6908
|
Biaya Suku Cadang
|
90.5621
|
81.7856
|
Biaya Montir
|
64.5259
|
58.2513
|
Biaya Penyusutan
|
35.1567
|
154.9143
|
Bunga Modal
|
567.4940
|
792.4161
|
Biaya Asuransi
|
230.7809
|
322.2492
|
Jumlah
|
2519.4913
|
3011.8979
|
Overhead 10% sub total
|
251.9491
|
301.1898
|
Biaya Operasional Kendaraan
|
2771.4405
|
3313.0876
|
Sumber : Hasil Analisis, 2012
4.4.2
Analisis BOK
Sepeda Motor
Besarnya
Biaya Operasi Kendaraan roda dua (sepeda motor) menggunakan metode Dinas Lalu
Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) tahun 1999. Berikut adalah perhitungan BOK
pada ruas Jalan Imam Bonjol mulai dari Persimpangan Jalan Imam Bonjol – Gunung
Soputan sampai Persimpangan Jalan Imam Bonjol – Pulau Galang pada kondisi arus
bebas :
V = 41,8 km/jam
VOC0 = a +
b / V + cV² (Persamaan 2.15)
= 24 + ( 596 / 41,8 ) + (0,00370 x 41,8²)
= Rp 44,8104 / Km
BOK sepeda motor sepanjang 1000 meter = Rp 44,8104
x 1,0
= Rp 44,8104
Nilai BOK di atas adalah
nilai BOK menurut Tahun 1999, untuk penyesuaian dengan Tahun 2011 maka hasil
BOK dikalikan dengan nilai laju pertumbuhan Inflasi. Penyesuaian dengan nilai
inflasi disebabkan oleh harga nilai mata uang yang berbeda dari Tahun 1999 –
2011. Sehingga berpengaruh terhadap biaya bahan bakar, suku cadang, oli, ban,
biaya servis dan jasa montir. Data laju pertumbuhan Inflasi dilampirkan pada
Lampiran B8.
Maka besar BOK sepeda motor tahun 2012 adalah
P = P0
( 1 + i )n (Persamaan 2.16)
= Rp 44,8104
x (1 + 7,39%)12
= Rp 105,4254
Berikut adalah perhitungan BOK pada ruas Jalan Imam Bonjol mulai dari
Persimpangan Jalan Imam Bonjol – Gunung Soputan sampai Persimpangan Jalan Imam
Bonjol – Pulau Galang dengan menggunakan kecepatan perjalanan yaitu kondisi
arus mengalami tundaan dan hambatan samping :
VOC1 = a + b / V + cV² (Persamaan 2.15)
=
24 + ( 596 / 29,9393 ) + (0,00370 x 29,9393²)
=
Rp 47,2252 / Km
BOK sepeda motor sepanjang 1000 meter = Rp 47,2252
x 1,0
= Rp 47,2252
Jika disesuaikan dengan nilai faktor inflasi pada Tahun 2011, maka besar
BOK speda motor adalah :
P = P0
( 1 + i )n (Persamaan 2.36)
= Rp 47,2252
x (1 + 7,39%)12
= Rp 111,1067
Untuk hasil perhitungan BOK
sepeda motor sebelum dan setelah pertambahan volume dan hambatan samping jalan
pada ruas Jalan Imam Bonjol dapat dilihat pada Tabel 4.22.
Tabel 4.22
Perhitungan BOK sepeda motor
Jenis Kendaraan
|
Biaya Operasi
Kendaraan (Rp)
|
|
BOK0
|
BOK1
|
|
Vt0 = 41.8 km/jam
|
Vt1
= 29.9353 km/jam
|
|
VOC Tahun 1999
|
44.7232
|
47.2252
|
VOC Tahun 2012
|
105.2201
|
111.1067
|
Sumber : Hasil Analisis (2012)
4.5 Analisis
Nilai Waktu Perjalanan
Sesuai dengan studi terdahulu tentang nilai waktu,
menunjukkan bahwa penilaian individu mengenai penghematan waktu pada saat
perjalanan kerja prosentasenya adalah 33%-56% terhadap pendapatannya
(Internasional Studies, 1965-1995). Sedangkan menurut studi PTS-BUIP (1999),
penghematan waktu untuk perjalanan kerja adalah 50% dari upah. Dalam studi ini
nilai waktu penumpang rata-rata dihitung 50% dari pendapatannya. Jadi berdasarkan
PDRB per kapita Rp. 9.590,07 per jam (berdasarkan tabel 4.8), maka nilai waktu perjalanan
menjadi:
50% x Rp. 9.590,07 = Rp. 4.795,03 per jam
Tingkat
isian masing-masing kendaraan diestimasi berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan
sebelumnya di Bali sesuai Tabel 2.20. dengan demikian nilai waktu perjalanan berdasarkan
jenis kendaraan pada Tahun 2012 adalah sebagai berikut:
-
Sepeda
motor = Rp. 4.795,03 x 1,32 = Rp. 6.329,4454/jam
-
Kendaraan
ringan = Rp. 4.795,03 x 2,04 = Rp. 9.781,8701/jam
-
Kendaraan
berat = Rp. 4.795,03 x 17,4 = Rp. 83.433.5979/jam
Nilai waktu di
atas merupakan nilai waktu per jam, nilai waktu perjalanan menggunakan waktu
hasil survey kecepatan rata-rata perjalanan pada tabel 4.4 dapat dihitung
sebagai berikut:
·
(NW1) Segmen Imam Bonjol dengan t = 0,0339 jam
-
Sepeda motor =
6.329,4454 x 0,0339 = Rp. 214,8320
-
Kendaraan
ringan = 9.781,8701 x 0,0339 = Rp. 332,0131
-
Kendaraan
berat = 83.433,5979 x 0,0339 = Rp. 2831,8768
Untuk
perhitungan nilai waktu perjalanan menggunakan waktu kecepatan arus bebas pada
tabel 4.15 dapat dilihat sebagai berikut:
·
(NW0) Segmen Imam Bonjol dengan t = 0,0239 jam
-
Sepeda motor =
6.329,4454 x 0,0239 = Rp. 151,4221
-
Kendaraan
ringan = 9.781,8701 x 0,0239 = Rp. 234,0160
-
Kendaraan
berat = 83.433,5979 x 0,0239 = Rp.
1996,0191
4.6 Analisis Biaya Perjalanan
Biaya perjalanan
dapat dinyatakan dalam bentuk uang yang diasumsikan bahwa total biaya
perjalanan sepanjang rute yaitu jumlah dari biaya setiap ruas jalan yang
dilalui. Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, untuk menganalisis biaya
perjalanan dipakai rumus sebagai berikut:
D
= ΣQ x t x (BOK + NW)
4.6.1 Analisis Biaya Perjalanan Pada Kondisi
Kecepatan Arus Bebas
Hasil perhitungan
biaya perjalanan pada kondisi kecepatan arus bebas adalah pada kondisi ideal
yaitu tanpa adanya tundaan dapat dilihat pada Tabel 4.23.
Tabel 4.23 Biaya
perjalanan pada kondisi kecepatan arus bebas
Jenis Kendaraan
|
Volume
Kendaraan Pada Jam Puncak (Kend/jam)
|
Waktu Perjalanan (jam)
|
Biaya Operasi Kendaraan (Rp/jam)
|
Nilai Waktu Perjalanan (Rp/jam)
|
Biaya
Perjalanan (Rp/jam)
|
(ΣQ)
|
t0
|
BOK0
|
NW0
|
D = ΣQ x t0 x (BOK + NW)
|
|
1
|
2
|
4
|
6
|
1 x 2 x (4 + 6)
|
|
Sepeda Motor
|
8298
|
0.0239
|
105.2201
|
151.4221
|
50947.7768
|
Kendaraan Ringan
|
1435
|
0.0239
|
2835.4684
|
234.0160
|
105375.8397
|
Kendaraan Berat
|
64
|
0.0239
|
2771.4405
|
1996.0191
|
7299.4596
|
Jumlah
|
9797
|
163623.0761
|
Sumber : Hasil Analisis (2012)
4.6.2 Analisis Biaya Perjalanan Pada Kondisi
Adanya Tundaan
Hasil
perhitungan biaya perjalanan dengan adanya tundaan dapat dilihat pada Tabel 4.24.
Tabel 4.24 Biaya
perjalanan dengan adanya tundaan
Jenis Kendaraan
|
Volume
Kendaraan Pada Jam Puncak (Kend/jam)
|
Waktu Perjalanan (jam)
|
Biaya Operasi Kendaraan (Rp/jam)
|
Nilai Waktu Perjalanan (Rp/jam)
|
Biaya
Perjalanan (Rp/jam)
|
(ΣQ)
|
t1
|
BOK1
|
NW1
|
D = ΣQ x t1 x (BOK + NW)
|
|
1
|
3
|
5
|
7
|
1 x 3 x (5 + 7)
|
|
Sepeda Motor
|
8298
|
0.0339
|
111.1067
|
214.8320
|
91800.0238
|
Kendaraan Ringan
|
1435
|
0.0339
|
3754.7087
|
332.0131
|
199049.1672
|
Kendaraan Berat
|
64
|
0.0339
|
3313.0876
|
2831.8768
|
13348.5084
|
Jumlah
|
9797
|
304197.6993
|
Sumber : Hasil Analisis (2012)
4.6.3 Analisis
Selisih Biaya Perjalanan Akibat Adanya Tundaan
Untuk melihat besarnya biaya perjalanan
akibat adanya tundaan yang terjadi, dilakukan perhitungan selisih biaya
perjalanan antara volume lalu lintas pada waktu puncak dengan kecepatan tempuh
pada kondisi adanya tundaan dengan kondisi kecepatan arus bebas. Dengan demikian dapat ditulis sebagai persamaan
berikut :
D = ∑Q x {(t1 x (BOK1 + NW1)) – (t0
x (BOK0 + NW0))}
Besarnya
biaya perjalanan akibat adanya tundan lalu lintas dapat dilihat pada Tabel 4.25.
Tabel 4.25 Biaya perjalanan akibat tundaan lalu lintas
|
|||||||||||||||||||
Jenis Kendaraan
|
Volume
Kendaraan Pada Jam Puncak (Kend/jam)
|
Waktu
Perjalanan (jam)
|
Biaya Operasi
Kendaraan (Rp/jam)
|
Nilai Waktu
Perjalanan (Rp/jam)
|
Biaya
Perjalanan (Rp/jam)
|
||||||||||||||
(ΣQ)
|
t0
|
t1
|
BOK0
|
BOK1
|
NW0
|
NW1
|
D
|
||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1 x ((3x(5+7))
- (2 x ((4+6)))
|
||||||||||||
Sepeda Motor
|
8298
|
0.0239
|
0.0339
|
105.2201
|
111.1067
|
151.4221
|
214.8320
|
40852.2469
|
|||||||||||
Kendaraan Ringan
|
1435
|
0.0239
|
0.0339
|
2835.4684
|
3754.7087
|
234.0160
|
332.0131
|
93673.3275
|
|||||||||||
Kendaraan Berat
|
64
|
0.0239
|
0.0339
|
2771.4405
|
3313.0876
|
1996.0191
|
2831.8768
|
6049.0487
|
|||||||||||
Jumlah
|
9797
|
140574.6232
|
|||||||||||||||||
Sumber : Hasil Analisis, 2012
|
|||||||||||||||||||
Biaya perjalanan pada Tabel 4.25 merupakan
selisih waktu tempuh saat terjadinya tundaan lalu lintas dan kondisi arus bebas
merupakan besarnya biaya perjalanan akibat tundaan per segmen per jam dalam 1
kilometer ruas yang ditinjau. Lama waktu tundaan yang terjadi berdasarkan batas
derajat kejenuhan mulai terjadinya tundaan dikalikan dengan kapasitas yaitu =
0,75 x C
= 0,75 x 3094,5552
= 2320,9164 smp/jam
Sehingga lama waktu tundaan yang terjadi dalam
12 jam waktu survei sebesar 10,5 jam dapat di lihat pada Lampiran D1.
Tabel 4.26 Biaya perjalanan
per segman dalam satu hari
Segmen
|
Biaya
Perjalanan (Rp/jam)
|
Lama Terjadi
Tundaan (jam)
|
Biaya
Perjalanan (Rp)
|
Imam Bonjol
|
140.574,6232
|
10,5
|
1.476.033,5432
|
Biaya perjalanan total/hari
|
1.476.033,5432
|
||
Biaya perjalanan/tahun (365 hari)
|
538.752.243,2668
|
Sumber : Hasil Analisis (2012)
Total biaya perjalanan akibat
adanya tundaan pada ruas Jalan Imam Bonjol dalam satu tahun adalah sebesar Rp. 538.752.243,2668 per kilometer.
Meningkatnya
harga komponen BOK dan PDRB suatu daerah akan mempengaruhi besarnya biaya perjalanan,
sehingga biaya perjalanan ini akan berubah seiring dengan perubahan perekonomian
dari masing-masing wilayah studi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan
pada bab sebelumnya, maka dapat diperoleh suatu simpulan sebagai berikut:
1.
Kinerja
ruas jalan Imam Bonjol pada saat jam puncak berdasarkan derajat kejenuhan
adalah 1,1589. Berdasarkan derajat kejenuhan (DS) tersebut, ruas jalan Imam
Bonjol berada pada tingkat pelayanan F (DS ≥ 1) dengan kecepatan perjalanan rata – rata
29,9353 km/jam.
2.
Besarnya
biaya perjalanan akibat tundaan lalu lintas yang dialami oleh pengguna jalan Imam
Bonjol dari simpang Imam Bonjol – Gunung Soputan sampai pada simpang Imam
Bonjol – Pulau Galang dengan panjang segmen 1 kilometer sebagai akibat adanya
tundaan lalu lintas sebesar Rp.1.476.033,5432/hari
sehingga biaya tersebut menjadi Rp.538.752.243,2668/tahun.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan
yang didapat dari hasil penelitian diatas, maka penulis mencoba memberikan
saran. Adapun saran-saran tersebut antara lain :
1.
Untuk mengurangi kemacetan pada jalan Imam Bonjol pada
jam-jam puncak perlu dilakukan pergeseran waktu misalnya pengaturan waktu
antara jam kerja dengan jam sekolah.
2.
Pengaruh tundaan terhadap biaya perjalanan memberikan
kerugian waktu yang kemudian dalam bentuk uang memberi kerugian yang sangat
besar, sehingga perlu dilakukan peninjauan kembali serta perlu adanya manajemen
lalu lintas untuk mengurangi tundaan yang terjadi.
3.
Untuk perhitungan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) sepeda
motor diharapkan nantinya menggunakan variabel kecepatan sebagai acuan
penentuan biaya perjalanan yang di akibatkan oleh tundaan lalu lintas.
Ka aku mau tanya dong, untuk harga kendaraan terdepresiasi itu mksdnya apa ya ka? didapat dr survei jg? makasih ka :))
BalasHapus