Senin, 03 Desember 2012

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1       Data Masukan
            Data yang telah didapat, baik data primer yang berasal dari hasil survai di lapangan maupun data sekunder kemudian dikumpulkan. Data yang terkumpul merupakan data yang belum diolah sehingga harus disusun terlebih dahulu  untuk kemudian dianalisis. Analisis data yang dilakukan meliputi :
  1. Analisis kinerja ruas Jalan Imam Bonjol mulai dari Persimpangan Imam Bonjol-Gunung Soputan sampai Persimpangan Imam Bonjol – Pulau Galang.
  2. Analisis biaya perjalanan akibat tundaan lalu lintas pada ruas Jalan I Gusti Ngurah Rai mulai dari Persimpangan Imam Bonjol-Gunung Soputan sampai Persimpangan Imam Bonjol – Pulau Galang.

4.1.1    Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan. Adapun data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data volume lalu lintas, data kecepatan perjalanan, data geometrik jalan, dan data hambatan samping.

4.1.1.1 Data Volume Lalu Lintas
            Dari hasil survei volume lalu lintas di lapangan, diperoleh kondisi arus lalu lintas selama 12 jam yang dapat dilihat pada Lampiran C2. Setelah menganalisis volume lalu lintas tersebut didapatkan jam puncak pagi, siang dan sore di sepanjang jalan Imam Bonjol. Hasil dari analisis data volume jam puncak dapat dilihat pada Tabel 4.1.





Tabel 4.1  Volume lalu lintas pada jam puncak (peak hour)
No
Waktu
Jam
Tipe Kendaraan
Total
MC
LV
HV
(kend/jam)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)=(4)+(5)+(6)
1
Jam Puncak Pagi
08.00-09.00
7505
1299
102
8906
2
Jam Puncak Siang
13.30-14-30
5930
1568
107
7605
3
Jam Puncak Sore
16.45-17.45
8298
1435
64
9797
Sumber : Hasil survei (2012)
           
            Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat volume jam puncak tertinggi ruas jalan Imam Bonjol terdapat pada pukul 16.45-17.45 sebesar 9797 kend/jam sehingga selanjutnya digunakan dalam perhitungan sebagai volume lalulintas ruas jalan Imam Bonjol.

4.1.1.2 Data Kecepatan Perjalanan
Pada analisis data kecepatan rata-rata perjalanan, diperlukan data waktu perjalanan. Data waktu perjalanan didapatkan dari hasil survei kecepatan pada arah utara-selatan dan pada arah selatan-utara dengan metode car moving observer, hasil survei waktu perjalanan disajikan pada Tabel 4.2 dan 4.3 berikut:

Tabel 4.2  Data Waktu Perjalanan (arah utara-selatan)
Putaran
Jumlah Kendaraan Medahului
Jumlah Kendaraan Didahului
Jumlah Kendaraan Berpapasan
Waktu Perjalanan (TW)
Waktu Perjalanan (TA)
(A)
(B)
(x)
(detik)
(detik)
1
192
10
283
265
93
2
54
5
120
112
62
3
1
1
92
57
92
4
10
2
69
71
73
5
378
8
1132
795
133
6
115
2
826
355
95
7
215
2
875
83
417
8
138
3
258
78
379
Jumlah
1103
33
3655
1816
1344
Rata-rata
137.875
4.125
456.875
227
168
Sumber : Hasil survei (2012)
Tabel 4.3  Data Waktu Perjalanan (arah selatan- utara)
Putaran
Jumlah Kendaraan Medahului
Jumlah Kendaraan Didahului
Jumlah Kendaraan Berpapasan
Waktu Perjalanan
Waktu Perjalanan

(A)
(B)
(x)
(TW) (detik)
(TA) (detik)
1
9
2
376
93
265
2
2
4
153
62
112
3
13
1
117
92
57
4
5
1
125
73
71
5
26
1
1281
133
795
6
2
8
83
95
355
7
243
2
153
417
83
8
167
2
146
379
78
Jumlah
467
21
2434
1344
1816
Rata-rata
58.375
2.625
304.25
168
227
Sumber : Hasil survei (2012)

Dari data di atas dihitung besarnya kecepatan rata-rata perjalanan untuk arah utara-selatan sebagai berikut:
y   =    A-B       =    137,875– 4,125     =          133,75 kend



Sehingga:
                                              = 0,038208407 jam
­­­­
Jarak tempuh = 1000 m = 1 km


Untuk data kecepatan rata-rata perjalanan untuk arah selatan - utara, hasil perhitungannya akan ditampilkan secara tabelaris pada Tabel 4.4 di bawah ini:



Tabel 4.4   Kecepatan rata-rata perjalanan menggunakan data survei waktu perjalanan
Arah
y (A-B)
Volume rata-rata (q)
Waktu
(t)
Waktu
(t)
Kecepatan (V)
(kend/dt)
(detik)
(jam)
(km/jam)
Utara-Selatan
133.75
1.4953
137.5503
0.0382
26.1723
Selatan-Utara
55.75
0.9114
106.8299
0.0297
33.6984
Rata-rata
94.75
1.2033
122.1901
0.0339
29.9353
Sumber : Hasil survei (2012)

4.1.1.3 Data Geometrik Jalan
Data geometrik jalan adalah data tentang kondisi jalan itu sendiri secara nyata di lapangan. Data kondisi geometrik segmen jalan dapat dilihat pada Gambar 4.1 dibawah ini.
 Gambar 4.1   Penampang melintang jalan Imam Bonjol
Sumber : Hasil pengamatan (2012)
Data kondisi geometrik segmen jalan Imam Bonjol dapat dilihat pada Tabel 4.5 dibawah ini.

Tabel 4.5   Data Geometrik Jalan
Kode Segmen
Lebar Lajur (m)
Lebar Jalur Efektif (m)
Kerb
Panjang Segmen (m)
Kerb Barat (m)
Kerb Timur (m)
Rata-rata (m)
Imam Bonjol
5
10
1.5
2.5
2
1000
Sumber : Hasil survei (2012)



4.1.1.4 Data Hambatan Samping
Data yang digunakan untuk menentukan kelas hambatan samping adalah hasil survei inventarisasi jalan dan survei hambatan samping pada Lampiran C4. Data ini diperoleh dari hasil survei lapangan yang kemudian digunakan untuk menentukan jumlah kejadian per segmen jalan per jam dengan mengacu pada jam puncak lalu lintas. Tabel 2.2 sesuai dengan MKJI 1997, maka diperoleh kelas hambatan samping pada ruas jalan Imam Bonjol mulai dari persimpangan Imam Bonjol-Gunung Soputan sampai pada persimpangan Imam Bonjol-Pulau Galang yang menjadi wilayah penelitian yaitu :
Tabel 4.6 Kelas hambatan samping untuk jalan
No
Ruas Jalan
Kelas Hambatan Samping (SFC)
Kode
Jumlah Berbobot Kejadian Per 200m per jam (dua sisi)
Kondisi khusus
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Segmen Imam Bonjol
Tinggi
H
500 – 899
Daerah niaga dengan aktifitas sisi jalan yang tinggi.
Sumber : MKJI (1997)

4.1.2    Data Sekunder
Data sekunder yang diperlukan pada penelitian ini diperoleh dari instansi–instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik dan instasi swasta.

4.1.2.1 Data Jumlah Penduduk
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Denpasar berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 adalah 788.445 jiwa. Data ini diperlukan untuk menentukan kelas ukuran kota dalam perhitungan kapasitas jalan berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia.

4.1.2.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Denpasar
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan data statistik yang menunjukkan nilai pendapatan per kapita per satu orang penduduk dan tidak membedakan nilai waktunya. Pendapatan per kapita Kota Denpasar mulai sejak tahun 2006 hingga tahun 2010 ditunjukkan pada Tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.7  PDRB per kapita Kota Denpasar
Tahun
PDRB Per Kapita (Rupiah)
2006
11.995.321,96
2007
13.410.213,82
2008
15.702.561,73
2009
17.709.730,25
2010
15.847.814,91
Sumber : BPS Kota Denpasar (2011)

Berikut ini perhitungan persentase pertumbuhan PDRB per kapita Kota Denpasar:
Persentase pertumbuhan              =
=
= 11,80 %
Untuk perhitungan persentase pertumbuhan tahun berikutnya dan persentase rata-rata pertumbuhan penduduk dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Laju Pertumbuhan PDRB per kapita Kota Denpasar
No.
Tahun
PDRB Per Kapita (Rupiah)
Pertumbuhan (%)
(1)
(2)
(3)
(4) = (2-1)/1 x 100%
1
2006
11.995.321,96
-
2
2007
13.410.213,82
11,80
3
2008
15.702.561,73
17,09
4
2009
17.709.730,25
12,78
5
2010
15.847.814,91
-10,51
Total rata-rata
7,79
Sumber : BPS Kota Denpasar (2011)

Rata-rata laju pertumbuhan PDRB Kota Denpasar adalah 7,79% per tahun
           Prediksi PDRB per kapita Tahun 2012  =  15.847.814,91 (1 + 7,79%)²
                                                                          =  Rp. 18.412.931,96

           Asumsi jam kerja setahun                      =  160 jam/bulan x 12 nulan
                                                                          =  1920 jam
           PDRB per kapita per jam kerja               =  Rp. 9590,07 per jam
Keterangan :
Jam kerja diasumsikan selama 8 jam dalam 5 hari kerja dan terdapat 4 minggu selama sebulan sehingga total jam kerja sebulan adalah 8x5x4 = 160 jam/bulan

4.1.2.3 Harga Komponen BOK
Harga komponen biaya operasional kendaraan didapatkan dari harga pasar 2012 yaitu dengan melakukan survei ke instansi swasta. Data ini digunakan dalam perhitungan biaya operasional kendaraan setiap komponen yang mengacu pada metode LAPI-ITB (1997). Data harga komponen BOK yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9  Data harga komponen BOK
No
Komponen BOK
Satuan
Harga Satuan (Rupiah)


1
Harga Kendaraan



 - Kendaraan Ringan (Toyota Rush)
unit
213.150.000

 - Kendaraan Berat (Truck Toyota Dyna 4R Bus Chasis110 PS ST Long Wheel Bas Power Steering)
unit
271.100.000

2
Harga Ban



 - Kendaraan Ringan
buah
544.800

 - Kendaraan Berat
buah
1.250.000

3
Harga Kendaraan Terdepresiasi



 - Kendaraan Ringan
unit
30.449.999,9714

 - Kendaraan Berat
unit
38.728.571,4000

4
Harga BBM



 - Bensin Premium
liter
4.500

 - Minyak Solar
liter
4.500

5
Minyak Pelumas



 - Untuk Kendaraan Ringan
liter
30.620

 - Untuk Kendaraan Berat
liter
38.000

6
Upah Mekanik
jam
35.000

7
Biaya Overhead

10% dari sub total

Sumber : Data survei (2012)
4.2       Analisis Data
Setelah data – data yang diperlukan terkumpul baik data primer maupun data sekunder, tahap selanjutnya adalah analisis data. Dalam tahap ini, analisis dikelompokan menjadi dua menurut rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu analisis kinerja ruas jalan dan analisis biaya perjalanan.

4.2.1    Analisis Volume Lalu Lintas
Perhitungan volume lalu lintas mengacu pada hasil survei volume lalu lintas Tabel 4.1 yang menjelaskan jam puncak pada sore hari yaitu dari pukul 16.45-17.45. Data dari hasil survei volume lalu lintas pada jam puncak dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Volume lalu lintas pada jam puncak (peak hour)
Segmen
Waktu
Tipe Kendaraan (kend/ 15 menit)
Sp. Motor (MC)
Kend. Ringan (LV)
Kend. Berat (HV)
Total
Imam Bonjol
16:45-17:00
1866
348
18
2232
17:00-17:15
2716
308
17
3041
17:15-17:30
2027
388
14
2429
17:30-17:45
1689
391
15
2095
Total (Kend/jam)
8298
1435
64
9797
Sumber : Hasil Analisis (2012)

Volume lalu lintas pada Tabel 4.10 yang memakai satuan kend/jam diubah kedalam satuan smp/jam dengan menggunakan ekivalen mobil penumpang pada Tabel 2.3 untuk tipe jalan 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2 UD). Perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut:







Tabel 4.11 Perhitungan volume lalu lintas pada jam puncak (peak hour) dalam satuan smp/jam
Segmen
Waktu
Tipe Kendaraan (kend/ 15 menit)
Tipe Kendaraan
(smp/ 15 menit)
Total
Arus (Q) (smp/jam)
MC
LV
HV
0.25 x MC
1 x LV
1.2 x HV
Imam Bonjol
16:45-17:00
1866
348
18
466.5
348
21.6
836.1
3586.3
17:00-17:15
2716
308
17
679
308
20.4
1007.4
17:15-17:30
2027
388
14
506.75
388
16.8
911.55
17:30-17:45
1689
391
15
422.25
391
18
831.25
Sumber : Hasil Analisis (2012)

4.2.2    Analisis Kecepatan Arus Bebas
Kecepatan arus bebas dasar mempunyai rumus sebagai berikut:
FV = (FVO + FVW) x FFVSF x FFVCS  
Sesuai dengan data masukan yang dikumpulkan di atas maka perhitungan kecepatan arus bebas ditampilkan secara tabelaris pada Tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12  Perhitungan kecepatan arus bebas
Segmen
Kecepatan arus bebas dasar
Faktor koreksi untuk lebar jalur
Fvo  [2] + FVw [3]
Faktor Koreksi
Kecepatan arus bebas sesungguhnya

(Fvo)
(FVw)
Hambatan samping
Ukuran kota

Tabel 2.5
Tabel 2.6
FFVSF
FFVCS
[4] x [5] x [6]

(km/jam)

(km/jam)
Tabel 2.8
Tabel 2.9
(km/jam)

[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]

Imam Bonjol
44
6
48
0.88
0.95
41.8


Sumber : Hasil Analisis (2012)

4.2.3    Analisis Kapasitas Jalan
Seperti yang telah dijelaskan pada Bab II, dalam menganalisis kapasitas digunakan rumus sebagai berikut:
            C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS
Perhitungan selanjutnya ditampilkan pada Tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13  Perhitungan Kapasitas Ruas Jalan
Segmen
Kapasitas dasar (Co) Tabel 2.10
Faktor koreksi untuk kapasitas
Kapasitas sesungguhnya [2] x [3] x [4] x [5] x [6]  (smp/jam)
Lebar jalur
Pemisah arah
Hambatan samping
Ukuran kota
(FCw)
(FCSP)
(FCSF)
(FCCS)
Tabel 2.11
Tabel 2.12
Tabel 2.14
Tabel 2.15
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
Imam Bonjol
2900
1.29
1
0.88
0.94
3094.5552
Sumber : Hasil Analisis (2012)

4.2.4    Analisis Waktu Perjalan
a.         Analisis waktu perjalanan dengan memakai kecepatan perjalanan
Dari nilai kecepatan perjalanan rata-rata pada Tabel 4.4 maka diperoleh  waktu perjalanan yang dipengaruhi oleh tundaan lalu lintas dapat dilihat pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14     Waktu perjalanan berdasarkan kecepatan perjalanan
Panjang segmen (L)
Kecepatan arus bebas (V)
Waktu perjalanan (t)
Waktu perjalanan (t)
km
km/jam
jam
detik
1
29.93534689
0.0339
122.1901
Sumber : Hasil Analisis, 2012

b.        Analisa waktu perjalanan dengan memakai kecepatan arus bebas
Dari nilai kecepatan arus bebas sesungguhnya pada Tabel 4.15 maka waktu perjalanan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

*      Waktu perjalanan
L     = 1 km
V     = 41,8 km/jam
t      = 1/41,8
t       = 0,0239 jam
t       = 89,7129 detik
Tabel 4.15     Waktu perjalanan menggunakan kecepatan arus bebas
Panjang segmen (L)
Kecepatan arus bebas (V)
Waktu perjalanan (t)
Waktu perjalanan (t)
km
km/jam
jam
detik
1
41.8
0.0239
86.1244
Sumber : Hasil Analisis (2012)

4.3       Analisis Kinerja Ruas Jalan
            Dalam mengevaluasi permasalahan lalulintas perkotaan kinerja yang digunakan yaitu tingkat pelayanan jalan yang merupakan indikator yang mencakup gabungan beberapa parameter dari ruas jalan.

·         Analisa Tingkat Pelayanan Jalan Berdasarkan Derajat Kejenuhan.
Berdasarkan hasil perhitungan volume dan kapasitas di atas maka derajat kejenuhan ruas jalan dapat dihitung. Sesuai dengan ketetapan MKJI didapatkan tingkat pelayanan jalan untuk segmen Imam Bonjol dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut :

Tabel 4.16     Tingkat pelayanan jalan berdasarkan derajat kejenuhan
Arus lalu lintas (Q)
Kapasitas ( C )
Derajat Kejenuhan
Tingkat pelayanan jalan
smp/jam
smp/jam
Q/C
3586.3
3094.5552
1.1589
F
Sumber : Hasil Analisis (2012)

Tingkat pelayanan jalan digunakan sebagai ukuran kualitas pelayanan jalan yang diidentifikasi dari kapasitas jalan raya dan arus lalu lintas. Berdasarkan derajat kejenuhan dan dengan menggunakan Tabel 2.16, maka dapat ditentukan level tingkat pelayanan jalan Imam Bonjol. Tingkat pelayanan jalan pada ruas Jalan Imam Bonjol pada level F (dengan nilai Q/C = 1,1589) yang menjelaskan keadaan arus yang bertahan atau arus terpaksa (force down), kecepatan rendah sedang volume ada di bawah kapasitas dan membentuk rentetan kendaraan, sering terjadi kemacetan dalam waktu yang cukup lama. Dalam keadaan ekstrem, kecepatan dan volume dapat turun mencapai nol.

4.4       Analisis Biaya Operasi Kendaraan
Untuk memudahkan perhitungan, jenis kendaraan dan data-data yang digunakan sebagai masukan pada perhitungan Biaya Perjalanan dapat dilihat pada Tabel 4.9.

4.4.1    Analisis BOK Kendaraan Ringan dan Kendaraan Berat
Faktor koreksi konsumsi bahan bakar dasar kendaraan (sesuai Tabel 2.17):
      kk = 0,400 (koreksi menurut kelandaian 0% ≤ g ≤ 5%)
      kr  = 0,035 (koreksi menurut kekasaran jalan < 3m/km)

Tabel 4.17 Faktor koreksi akibat kondisi arus lalu lintas (k1)                        
Segmen
Q/C
k1
Imam Bonjol
1,15
0,253
Sumber : Hasil Analisis (2012)

Berdasarkan persamaan konsumsi bahan bakar, maka model konsumsi bahan bakar menjadi:
Untuk k1 = 0,253
KBB = KBB dasar x (1 + (kk + k1 + kr))
KBB = KBB dasar x (1 + (0,400 + 0,253 + 0,035))
KBB = KBB dasar x (1,688)             
Persamaan untuk masing-masing golongan menjadi:
KBB golongan I      = (0,0284 V2 – 3,0644 V + 141,68) x 1,688
KBB golongan IIA  = 2,26533 x (0,0284 V2 – 3,0644 V + 141,68) x 1,688
KBB golongan IIB  = 2,90805 x (0,0284 V2 – 3,0644 V + 141,68) x 1,688

Konsumsi minyak pelumas per kilometer sesuai Tabel 2.18 dan Tabel 2.19, dimana koreksi kekasaran = 1,00 (dengan nilai kekasaran < 3m/km) untuk berbagai golongan menjadi:
-            Segmen Imam Bonjol (kecepatan 20-30 km/jam)
Konsumsi minyak pelumas golongan I        = 0,0030 x 1,00 = 0,0030
Konsumsi minyak pelumas golongan IIA   = 0,0057 x 1,00 = 0,0057
Konsumsi minyak pelumas golongan IIB   = 0,0046 x 1,00 = 0,0046
-            Segmen Imam Bonjol (kecepatan 40-50 km/jam)
Konsumsi minyak pelumas golongan I        = 0,0027 x 1,00 = 0,0027
Konsumsi minyak pelumas golongan IIA   = 0,0054 x 1,00 = 0,0054
Konsumsi minyak pelumas golongan IIB   = 0,0043 x 1,00 = 0,0043

Langkah pertama yang dilakukan adalah memasukkan data kecepatan pada rumus Biaya Operasi Kendaraan, secara tabelaris ditampilkan pada Tabel 4.18 dan Tabel 4.19 dibawah ini. Berdasarkan hasil survei, sebagian besar kendaraan berat yang melewati jalan Imam Bonjol termasuk golongan IIA, sehingga digunakan persamaan golongan IIA dalam perhitungan BOK kendaraan berat.


























Tabel 4.18 Perhitungan BOK untuk kendaraan ringan
Komponen Biaya
Persamaan
Segmen Imam Bonjol
Vt0  = 41.8
Vt1 =  29.9353
Konsumsi Bahan Bakar (KBB)
KBB = (0.0284 V2 - 3.0644 V + 141.68) x 1.688
106.6980
127.2686
Konsumsi Minyak Pelumas

0.0027
0.0030
Biaya Pemakaian Ban
Y = 0.0008848 V - 0.0045333
0.0325
0.0220
Biaya Suku Cadang
Y = 0.0000064 V + 0.0005567
0.0008
0.0007
Biaya Montir
Y = 0.00362 V + 0.36267
0.5140
0.4710
Biaya Penyusutan
Y = 1/(2.5 V +125)
0.0044
0.0050
Bunga Modal
Y = 150/(500 V)
0.0072
0.0100
Biaya Asuransi
Y = 38/(500 V)
0.0018
0.0025
Sumber : Hasil Analisis, 2012







Tabel 4.19 Perhitungan BOK untuk kendaraan berat


Komponen Biaya
Persamaan
Segmen Imam Bonjol
Vt0  = 41.8
Vt1 =  29.9353
Konsumsi Bahan Bakar (KBB)
KBB = 2.26533 x (0.0284 V2 - 3.0644 V + 141.68) x 1.688
241.7061
288.3053
Konsumsi Minyak Pelumas

0.0054
0.0057
Biaya Pemakaian Ban
Y = 0.0015553 V - 0.0059333
0.0591
0.0406
Biaya Suku Cadang
Y = 0.0000191 V + 0.0015400
0.0023
0.0021
Biaya Montir
Y = 0.01511 V + 1.21200
1.8436
1.6643
Biaya Penyusutan
Y = 1/(6.0 V + 300)
0.0018
0.0080
Bunga Modal
Y = 150/(1714.28571 V)
0.0021
0.0029
Biaya Asuransi
Y = 61/(1714.28571 V)
0.0009
0.0012
Sumber : Hasil Analisis, 2012



















Hasil perhitungan pada Tabel 4.18 dan Tabel 4.19 adalah dalam satuan per seribu kilometer. Selanjutnya nilai ini dijadikan dalam bentuk rupiah per kilometer, dan perhitungannya adalah sebagai berikut:
·           Kendaraan ringan (Vto = 41,8  km/jam)
-       Konsumsi bahan bakar (KBB)
KBB = 106,6980 liter/1000 km
= 106,6980 liter x (1/1000) x 4500
= Rp.480,1409
-       Konsumsi minyak pelumas
Y       = 0,0027 liter/1000 km
          = 0,0027 x (1/1000) x 30.620
          = Rp.0,0827
-          Biaya pemakaian ban
Y      = 0,0325/1000 km
         = 0,0325 x (1/1000) x 528.000
         = Rp.17,6795 x 4 (jumlah ban pada kendaraan ringan)
         = Rp. 70,7180
-          Biaya pemeliharaan (suku cadang)
Y      = 0,0008 nilai terdepresiasi/1000 km
         = 0,0008 x (1/1000) x 30.449.999,9714
         = Rp.25,0975
-          Biaya pemeliharaan (upah montir)
Y      = 0,5140 upah tenaga kerja/1000 km
         = 0,5140 x (1/1000) x 35.000
         = Rp.17,9895
-          Biaya penyusutan
Y      = 0,0044 setengah nilai terdepresiasi/1000 km
         = 0,0044 x (1/1000) x 0,5 x 30.449.999,9714
         = Rp.66,3399
-          Bunga modal
Y      = 0,0072 nilai kendaraan baru/1000 km
         = 0,0072 x (1/1000) x 213.150.000 = Rp. 1529,7847
-          Biaya asuransi
Y      = 0,0018 nilai kendaraan baru/1000 km
         = 0,0018 x (1/1000) x 213.150.000
         = Rp. 387,5455
Keterangan :
q   Untuk biaya pemakaian ban kendaraan ringan dikalikan 4 (jumlah ban dalam kendaraan).
q   Untuk biaya pemakaian ban kendaraan berat dikalikan 6 (jumlah ban dalam kendaraan).
Untuk perhitungan nilai BOK selengkapnya ditampilkan secara tabelaris pada Tabel 4.20 dan Tabel 4.21 dibawah ini.

Tabel 4.20  Nilai biaya operasi kendaraan ringan
Komponen Biaya
Biaya Operasi Kendaraan (Rp)
BOK0
BOK1
Vt0  = 41.8
Vt1 =  29.9353
Konsumsi Bahan Bakar (KKB)
480.1409
572.7086
Konsumsi Minyak Pelumas
0.0827
0.1140
Biaya Pemakaian Ban
70.7180
47.8411
Biaya Suku Cadang
25.0975
22.7853
Biaya Montir
17.9895
16.4863
Biaya Penyusutan
66.3399
76.1866
Bunga Modal
1529.7847
2136.1035
Biaya Asuransi
387.5455
541.1462
Jumlah
2577.6985
3413.3715
Overhead 10% sub total
257.7699
341.3372
Biaya Operasional Kendaraan
2835.4684
3754.7087
Sumber : Hasil Analisis (2012)








Tabel 4.21  Nilai biaya operasi kendaraan berat
Komponen Biaya
Biaya Operasi Kendaraan (Rp)
BOK0
BOK1
Vt0  = 41.8
Vt1 =  29.9353
Konsumsi Bahan Bakar (KKB)
1087.6775
1297.3739
Konsumsi Minyak Pelumas
0.2052
0.2166
Biaya Pemakaian Ban
443.0891
304.6908
Biaya Suku Cadang
90.5621
81.7856
Biaya Montir
64.5259
58.2513
Biaya Penyusutan
35.1567
154.9143
Bunga Modal
567.4940
792.4161
Biaya Asuransi
230.7809
322.2492
Jumlah
2519.4913
3011.8979
Overhead 10% sub total
251.9491
301.1898
Biaya Operasional Kendaraan
2771.4405
3313.0876
Sumber : Hasil Analisis, 2012

4.4.2        Analisis BOK Sepeda Motor
Besarnya Biaya Operasi Kendaraan roda dua (sepeda motor) menggunakan metode Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) tahun 1999. Berikut adalah perhitungan BOK pada ruas Jalan Imam Bonjol mulai dari Persimpangan Jalan Imam Bonjol – Gunung Soputan sampai Persimpangan Jalan Imam Bonjol – Pulau Galang pada kondisi arus bebas :
V        = 41,8 km/jam
VOC0  = a + b / V + cV²                                             (Persamaan 2.15)
           = 24 + ( 596 / 41,8 ) + (0,00370 x 41,8²)
           = Rp 44,8104 / Km
BOK sepeda motor sepanjang 1000 meter     = Rp 44,8104 x 1,0
= Rp 44,8104
Nilai BOK di atas adalah nilai BOK menurut Tahun 1999, untuk penyesuaian dengan Tahun 2011 maka hasil BOK dikalikan dengan nilai laju pertumbuhan Inflasi. Penyesuaian dengan nilai inflasi disebabkan oleh harga nilai mata uang yang berbeda dari Tahun 1999 – 2011. Sehingga berpengaruh terhadap biaya bahan bakar, suku cadang, oli, ban, biaya servis dan jasa montir. Data laju pertumbuhan Inflasi dilampirkan pada Lampiran B8.
Maka besar BOK sepeda motor tahun 2012 adalah                          
P        = P0 ( 1 + i )n                                                     (Persamaan 2.16)
= Rp 44,8104 x (1 + 7,39%)12
= Rp 105,4254
Berikut adalah perhitungan BOK pada ruas Jalan Imam Bonjol mulai dari Persimpangan Jalan Imam Bonjol – Gunung Soputan sampai Persimpangan Jalan Imam Bonjol – Pulau Galang dengan menggunakan kecepatan perjalanan yaitu kondisi arus mengalami tundaan dan hambatan samping :
VOC1       = a + b / V + cV²                                         (Persamaan 2.15)
                 = 24 + ( 596 / 29,9393 ) + (0,00370 x 29,9393²)
                 = Rp 47,2252 / Km
BOK sepeda motor sepanjang 1000 meter     = Rp 47,2252 x 1,0
= Rp 47,2252
Jika disesuaikan dengan nilai faktor inflasi pada Tahun 2011, maka besar BOK speda motor adalah :                   
P        = P0 ( 1 + i )n                                                     (Persamaan 2.36)
= Rp 47,2252 x (1 + 7,39%)12
           = Rp 111,1067
Untuk hasil perhitungan BOK sepeda motor sebelum dan setelah pertambahan volume dan hambatan samping jalan pada ruas Jalan Imam Bonjol dapat dilihat pada Tabel 4.22.

Tabel 4.22 Perhitungan BOK sepeda motor
Jenis Kendaraan
Biaya Operasi Kendaraan (Rp)
BOK0
BOK1
Vt0  = 41.8 km/jam
Vt1 =  29.9353 km/jam
VOC Tahun 1999
44.7232
47.2252
VOC Tahun 2012
105.2201
111.1067
Sumber : Hasil Analisis (2012)





 4.5      Analisis Nilai Waktu Perjalanan
Sesuai dengan studi terdahulu tentang nilai waktu, menunjukkan bahwa penilaian individu mengenai penghematan waktu pada saat perjalanan kerja prosentasenya adalah 33%-56% terhadap pendapatannya (Internasional Studies, 1965-1995). Sedangkan menurut studi PTS-BUIP (1999), penghematan waktu untuk perjalanan kerja adalah 50% dari upah. Dalam studi ini nilai waktu penumpang rata-rata dihitung 50% dari pendapatannya. Jadi berdasarkan PDRB per kapita Rp. 9.590,07 per jam (berdasarkan tabel 4.8), maka nilai waktu perjalanan menjadi:
            50% x Rp. 9.590,07 = Rp. 4.795,03 per jam
Tingkat isian masing-masing kendaraan diestimasi berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan sebelumnya di Bali sesuai Tabel 2.20. dengan demikian nilai waktu perjalanan berdasarkan jenis kendaraan pada Tahun 2012 adalah sebagai berikut:
-          Sepeda motor              = Rp. 4.795,03 x 1,32  = Rp. 6.329,4454/jam
-          Kendaraan ringan        = Rp. 4.795,03 x 2,04  = Rp. 9.781,8701/jam
-          Kendaraan berat          = Rp. 4.795,03 x 17,4  = Rp. 83.433.5979/jam

Nilai waktu di atas merupakan nilai waktu per jam, nilai waktu perjalanan menggunakan waktu hasil survey kecepatan rata-rata perjalanan pada tabel 4.4 dapat dihitung sebagai berikut:
·           (NW1) Segmen Imam Bonjol dengan t = 0,0339 jam
-     Sepeda motor              =   6.329,4454 x 0,0339    = Rp.   214,8320
-     Kendaraan ringan        =   9.781,8701 x 0,0339    = Rp.   332,0131
-     Kendaraan berat          = 83.433,5979 x 0,0339    = Rp. 2831,8768

Untuk perhitungan nilai waktu perjalanan menggunakan waktu kecepatan arus bebas pada tabel 4.15 dapat dilihat sebagai berikut:
·           (NW0) Segmen Imam Bonjol dengan t = 0,0239 jam
-     Sepeda motor              =   6.329,4454 x 0,0239    = Rp.   151,4221
-     Kendaraan ringan        =   9.781,8701 x 0,0239    = Rp.   234,0160
-     Kendaraan berat          = 83.433,5979 x 0,0239    = Rp. 1996,0191
4.6       Analisis Biaya Perjalanan
Biaya perjalanan dapat dinyatakan dalam bentuk uang yang diasumsikan bahwa total biaya perjalanan sepanjang rute yaitu jumlah dari biaya setiap ruas jalan yang dilalui. Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, untuk menganalisis biaya perjalanan dipakai rumus sebagai berikut:
D  =  ΣQ x t x (BOK + NW)
                                     
4.6.1    Analisis Biaya Perjalanan Pada Kondisi Kecepatan Arus Bebas
Hasil perhitungan biaya perjalanan pada kondisi kecepatan arus bebas adalah pada kondisi ideal yaitu tanpa adanya tundaan dapat dilihat pada Tabel 4.23.

Tabel 4.23 Biaya perjalanan pada kondisi kecepatan arus bebas
Jenis Kendaraan
Volume Kendaraan Pada Jam Puncak (Kend/jam)
Waktu Perjalanan (jam)
Biaya Operasi Kendaraan (Rp/jam)
Nilai Waktu Perjalanan (Rp/jam)
Biaya Perjalanan (Rp/jam)
(ΣQ)
t0
BOK0
NW0
D  =  ΣQ x t0 x (BOK + NW)

1
2
4
6
1 x  2 x (4 + 6)
Sepeda Motor
8298
0.0239
105.2201
151.4221
50947.7768
Kendaraan Ringan
1435
0.0239
2835.4684
234.0160
105375.8397
Kendaraan Berat
64
0.0239
2771.4405
1996.0191
7299.4596
Jumlah
9797



163623.0761
Sumber : Hasil Analisis (2012)








4.6.2    Analisis Biaya Perjalanan Pada Kondisi Adanya Tundaan
Hasil perhitungan biaya perjalanan dengan adanya tundaan dapat dilihat pada Tabel 4.24.

Tabel 4.24 Biaya perjalanan dengan adanya tundaan
Jenis Kendaraan
Volume Kendaraan Pada Jam Puncak (Kend/jam)
Waktu Perjalanan (jam)
Biaya Operasi Kendaraan (Rp/jam)
Nilai Waktu Perjalanan (Rp/jam)
Biaya Perjalanan (Rp/jam)

(ΣQ)
t1
BOK1
NW1
D  =  ΣQ x t1 x (BOK + NW)

1
3
5
7
1 x 3 x (5 + 7)
Sepeda Motor
8298
0.0339
111.1067
214.8320
91800.0238
Kendaraan Ringan
1435
0.0339
3754.7087
332.0131
199049.1672
Kendaraan Berat
64
0.0339
3313.0876
2831.8768
13348.5084
Jumlah
9797



304197.6993
Sumber : Hasil Analisis (2012)

4.6.3    Analisis Selisih Biaya Perjalanan Akibat Adanya Tundaan
Untuk melihat besarnya biaya perjalanan akibat adanya tundaan yang terjadi, dilakukan perhitungan selisih biaya perjalanan antara volume lalu lintas pada waktu puncak dengan kecepatan tempuh pada kondisi adanya tundaan dengan kondisi kecepatan arus bebas. Dengan demikian dapat ditulis sebagai persamaan berikut :
D = ∑Q x {(t1 x (BOK1 + NW1)) – (t0 x (BOK0 + NW0))}

Besarnya biaya perjalanan akibat adanya tundan lalu lintas dapat dilihat pada Tabel 4.25.





Tabel 4.25 Biaya perjalanan akibat tundaan lalu lintas















Jenis Kendaraan
Volume Kendaraan Pada Jam Puncak (Kend/jam)
Waktu Perjalanan (jam)
Biaya Operasi Kendaraan (Rp/jam)
Nilai Waktu Perjalanan (Rp/jam)
Biaya Perjalanan (Rp/jam)

(ΣQ)
t0
t1
BOK0
BOK1
NW0
NW1
D


1
2
3
4
5
6
7
1 x ((3x(5+7)) - (2 x ((4+6)))

Sepeda Motor
8298
0.0239
0.0339
105.2201
111.1067
151.4221
214.8320
40852.2469

Kendaraan Ringan
1435
0.0239
0.0339
2835.4684
3754.7087
234.0160
332.0131
93673.3275

Kendaraan Berat
64
0.0239
0.0339
2771.4405
3313.0876
1996.0191
2831.8768
6049.0487

Jumlah
9797






140574.6232

Sumber : Hasil Analisis, 2012
















































Biaya perjalanan pada Tabel 4.25 merupakan selisih waktu tempuh saat terjadinya tundaan lalu lintas dan kondisi arus bebas merupakan besarnya biaya perjalanan akibat tundaan per segmen per jam dalam 1 kilometer ruas yang ditinjau. Lama waktu tundaan yang terjadi berdasarkan batas derajat kejenuhan mulai terjadinya tundaan dikalikan dengan kapasitas yaitu = 0,75 x C
             = 0,75 x 3094,5552
             = 2320,9164 smp/jam
Sehingga lama waktu tundaan yang terjadi dalam 12 jam waktu survei sebesar 10,5 jam dapat di lihat pada Lampiran D1.

Tabel 4.26 Biaya perjalanan per segman dalam satu hari
Segmen
Biaya Perjalanan (Rp/jam)
Lama Terjadi Tundaan (jam)
Biaya Perjalanan (Rp)
Imam Bonjol
140.574,6232
10,5
1.476.033,5432
Biaya perjalanan total/hari
1.476.033,5432
Biaya perjalanan/tahun (365 hari)
538.752.243,2668
Sumber : Hasil Analisis (2012)

Total biaya perjalanan akibat adanya tundaan pada ruas Jalan Imam Bonjol dalam satu tahun adalah sebesar Rp. 538.752.243,2668 per kilometer.
Meningkatnya harga komponen BOK dan PDRB suatu daerah akan mempengaruhi besarnya biaya perjalanan, sehingga biaya perjalanan ini akan berubah seiring dengan perubahan perekonomian dari masing-masing wilayah studi.










BAB V
PENUTUP

5.1       Simpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diperoleh suatu simpulan sebagai berikut:
1.        Kinerja ruas jalan Imam Bonjol pada saat jam puncak berdasarkan derajat kejenuhan adalah 1,1589. Berdasarkan derajat kejenuhan (DS) tersebut, ruas jalan Imam Bonjol berada pada tingkat pelayanan F (DS ≥ 1) dengan kecepatan perjalanan rata – rata 29,9353 km/jam.
2.        Besarnya biaya perjalanan akibat tundaan lalu lintas yang dialami oleh pengguna jalan Imam Bonjol dari simpang Imam Bonjol – Gunung Soputan sampai pada simpang Imam Bonjol – Pulau Galang dengan panjang segmen 1 kilometer sebagai akibat adanya tundaan lalu lintas sebesar Rp.1.476.033,5432/hari sehingga biaya tersebut menjadi Rp.538.752.243,2668/tahun.

5.2       Saran
Berdasarkan simpulan yang didapat dari hasil penelitian diatas, maka penulis mencoba memberikan saran. Adapun saran-saran tersebut antara lain :
1.        Untuk mengurangi kemacetan pada jalan Imam Bonjol pada jam-jam puncak perlu dilakukan pergeseran waktu misalnya pengaturan waktu antara jam kerja dengan jam sekolah.
2.        Pengaruh tundaan terhadap biaya perjalanan memberikan kerugian waktu yang kemudian dalam bentuk uang memberi kerugian yang sangat besar, sehingga perlu dilakukan peninjauan kembali serta perlu adanya manajemen lalu lintas untuk mengurangi tundaan yang terjadi.
3.        Untuk perhitungan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) sepeda motor diharapkan nantinya menggunakan variabel kecepatan sebagai acuan penentuan biaya perjalanan yang di akibatkan oleh tundaan lalu lintas.

1 komentar:

  1. Ka aku mau tanya dong, untuk harga kendaraan terdepresiasi itu mksdnya apa ya ka? didapat dr survei jg? makasih ka :))

    BalasHapus