Senin, 03 Desember 2012

ANALISI SARBAGITA KORIDOR 1 DAN KORIDOR 2


Angkutan Massal Bis Trans Sarbagita sebagai bagian dari Pengembangan Transportasi Modern di Bali

            Angkutan umum merupakan salah satu media transportasi yang digunakan masyarakat secara bersama-sama dengan membayar tarif. Sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat khususnya di Bali, sebagian besar masyarakat mampu membeli kendaraan pribadi. Banyak alasan untuk memiliki kendaraan pribadi, antara lain karena masalah privasi dan kenyamanan. Namun dibalik itu semua, besarnya jumlah kepemilikan kendaraan pribadi menimbulkan permasalahan transportasi yang mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Hal ini sebagai akbiat dari peningkatan jumlah kendaraan pribadi yang tidak sebanding dengan peningkatan kapasitas jalan. Untuk mengatasi permasalahan transportasi di di Bali khususnya pada kawasan Sarbagita yang semakin kompleks, Pemerintah Provinsi Bali telah menyediakan transportasi publik Trans Sarbagita yang merupakan program penataan angkutan umum di wilayah Sarbagita secara bertahap. Program penataan angkutan umum di wilayah Sarbagita ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja pelayanan angkutan umum, sehingga dapat menjadi kendaraan alternatif pilihan bagi masyarakat menuju transportasi yang berkelanjutan (sustainable transport). Kebutuhan sistem angkutan umum massal (SAUM) di Kota Metropolitan Sarbagita merupakan kebutuhan standar untuk kota dengan jumlah penduduk di atas 1 juta jiwa. Kebutuhan ini juga sudah diakomodasi dalam RTRW Provinsi Bali sebagai payung hukum pengembangan Trans Sarbagita.
Kondisi Eksisting angkutan umum massal Bis Trans Sarbagita pada Koridor I (Kota-GWK) berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) diuraikan sebagai berikut :
*         Jumlah dan Kapasitas Bis
Jumlah bis pada koridor I yaitu 10 bis, tiap hari beroperasi hanya 9 bis. Bis sarbagita koridor I berkapasitas 20 tempat duduk (termasuk tempat duduk untuk lansia/orang cacat) dan 20 berdiri.
*         Kondisi Halte
Halte-halte koridor I termasuk halte dengan sistem terbuka. Kondisi sebagian halte berdiri dengan tata guna lahan yang baik yaitu bangunan halte menjorok ke luar jalan dan sebagian halte masih berdiri tepat di sisi jalan (diatas trotoar). Ada 15 halte yang dilewati oleh Bus sarbagita koridor I yaitu: halte SMAN 7 Denpasar, halte Surapati, halte Sudirman, halte SMAN 2 Denpasar, halte Sanglah, halte Pesanggaran, halte Kodam TNI, halte Galleria, halte Tuban, halte Kedonganan, halte Kampus Pertanian, halte Kampus Teknik, halte Kampus MIPA, halte Kampus Politeknik, halte Gwk.
*         Headway
Bis Trans Sarbagita beroperasi setiap hari mulai pukul 05.00 – 21.00 WITA dengan headway keberangkatan setiap 15 menit. Dengan kondisi lalu lintas yang tidak stabil yaitu faktor kemacetan lalu lintas terkadang mengakibatkan headway melebihi 15 menit.
*         Kecepatan Bis
Kecepatan Bis Trans Sarbagita berkisar antara 40 – 50 km/jam tergantung dari kondisi arus lalu lintas sepanjang rute perjalanan.
*         Waktu Tunggu di Halte
Waktu tunggu di Halte Bis bervariasi berkisar 15 – 40 menit, dipengaruhi oleh faktor jam puncak arus lalu lintas, pada jam – jam puncak waktu tunggu di halte cenderung lebih lama.
*         Load Factor
Faktor muat (load factor) adalah perbandingan antara permintaan (demand) dengan penyediaan (supply). Faktor muat (load factor) merupakan rasio antara kapasitas terjual dan kapasitas tersedia untuk satu perjalanan yang biasa dinyatakan dalam persen. Standar Load Factor yang ditetapkan oleh Departemen Perhubungan adalah 20% untuk tahun pertama pengoperasian.

Sedangkan kondisi Eksisting angkutan umum massal Bis Trans Sarbagita pada Koridor II (Batubulan-Nusa Dua) berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) diuraikan sebagai berikut :
*         Jumlah dan Kapasitas Bis
Jumlah bis pada koridor II yaitu 15 bis, tiap hari beroperasi hanya 9 bis. Dari 9 bis tersebut dibagi menjadi dua yaitu bis bernomor genap mulai beroperasi di Nusa Dua dan bis bernomor ganjil mulai beroperasi di Batubulan. Bus sarbagita koridor II berkapasitas 33 tempat duduk (termasuk empat kursi bagi penumpang berkebutuhan khusus, seperti ibu hamil, orang tua yang membawa bayi, penyandang cacat, serta orang yang lanjut usia (lansia) dan 50 berdiri.
*         Kondisi Halte
Halte-halte koridor II termasuk halte dengan sistem terbuka. Kondisi sebagian halte berdiri dengan tata guna lahan yang baik yaitu bangunan halte menjorok ke luar jalan dan sebagian halte masih berdiri tepat di sisi jalan.  Ada 21 halte yang dilewati oleh Bus sarbagita koridor II yaitu : halte terminal Batubulan (selama perbaikan, halte terminal Batubulan dipindah sementara ke balai penimbangan), halte Tohpati, halte I. B. Mantra, halte Matahari Terbit, halte sindhu, halte SLTPN 9 Denpasar, halte danau poso, halte serangan, halte pesanggaran, halte Kodam TNI, halte Dewa Ruci, halte Sentral Parkir, halte Sunset Road Timur, halte Galleria, halte Tuban, halte Kedonganan, halte Taman Griya, halte Taman Mumbul, halte Bualu, halte Gardu PLN, halte BTDC.
*         Headway
Bis Trans Sarbagita beroperasi setiap hari mulai pukul 05.00 – 21.00 WITA dengan headway keberangkatan setiap 15 menit.
*         Kecepatan Bis
Kecepatan Bis Trans Sarbagita berkisar antara 40 – 50 km/jam tergantung dari kondisi arus lalu lintas sepanjang rute perjalanan.
*         Waktu Tunggu di Halte
Waktu tunggu di Halte Bis bervariasi berkisar 15 – 40 menit, dipengaruhi oleh factor jam puncak arus lalu lintas, pada jam – jam krodit waktu tunggu di halte cenderung lebih lama.
*         Load Factor
Standar Load Factor yang ditetapkan oleh Departemen Perhubungan adalah 20% untuk tahun pertama pengoperasian.

Perbandingan Kondisi Eksisting Bis Trans Sarbagita untuk Koridor I (Kota – GWK) dan Koridor II (Batubulan – Nusa Dua)
a.          Dilihat dari Jumlah Armada yang melayani masing – masing rute perjalanan. Pada Koridor I dan Koridor II yang beroprasi sebanyak 9 bis, dengan kapasitas yang berbeda. Koridor II memiliki kapasitas angkut yang lebih besar.
Sementara jumlah pengguna Bis Trans Sarbagita cukup banyak pada Koridor I terutama pada hari kerja, sedangkan jumlah pengguna Bis Trans Sarbagita pada Koridor II justru padat pada akhir pekan.
b.         Jumlah halte Koridor II jauh lebih banyak dari Koridor I

        Saran – saran perbaikan pelayanan Bis Trans Sarbagita berdasarkan Kondisi SPM pada masing – masing korior adalah :
1.         Perlu adanya penambahan armada dengan kapasitas yang lebih besar pada Koridor I, dilihat dari banyaknya jumlah pengguna angkutan ini terutama pada jam – jam sibuk. Seringkali calon penumpang harus menunggu bis berikutnya untuk dapat melakukan perjalanan, sehingga waktu tunggu di halte menjadi lebih lama.
2.         Waktu sirkulasi kendaraan stabil, sehingga penumpang mampu memprediksi kedatangan bis sehingga waktu tunggu tidak terlalu lama.
3.         Secara umum kenyamanan Bis Trans Sarbagita sudah cukup baik untuk ukuran angkutan umum massal, tapi perlu ditingkatkan kebersihan di dalam Bis, diusahakan kebersihan bis dicek setiap hari seperti debu yang mengganggu pernafasan.
4.         Perlu diperhatikan halte – halte yang bersifat tidak permanen, seperti halte di depan Kampus Saraswati arah balik dari GWK, dengan kondisi demikian penumpang sulit turun dari bis apabila pemberhentian bis tidak mepet ke halte. Kemudian untuk halte permanent perlu dijaga kebersihan dan kelayakan halte.
5.         Memaksimalkan angkutan pengumpan (feeder) pada masing – masing wilayah Sarbagita. Konsep angkutan umum yang ada saat ini hanya melayani sistem  point to point, dapat dipecahkan dengan optimalisasi angkutan pengumpan ini.
6.         Kurangnya sosialisasi Pemerintah terhadap operasional Bis Trans Sarbagita, terutama rute untuk trayek pengumpan. Misalnya bisa dilakukan sosialisasi lewat media cetak untuk jadwal keberangkatan bis, trayek pengumpan dan rute perjalanan.
7.         Bis Trans Sarbagita diharapkan mampu menjadi Bus Priority seperti Busway di Jakarta. Dengan jadwal pelayanan dan operasional yang jelas serta trayek yang tepat menuju pusat – pusat kegiatan, kemungkinan besar pengguna angkutan pribadi akan berpindah ke angkutan umum massal Bis Trans Sarbagita.
8.      Selain itu untuk meningkatkan kinerja dan yang paling utama adalah masalah ketepatan waktu, diharapkan bis Sarbagita ini memiliki jalur khusus agar tidak bergabung bersama arus lalu lintas lainnya sehingga ketepatan headway pada jam puncak bisa tercapai.

            Kedepannya keberadaan angkutan umum Trans Sarbagita dapat mengurangi kepadatan lalu lintas dan permintaan ruang parkir serta mengurangi gas buang kendaraan (CO2) guna mendukung program Bali Clean and Green. Konsep moda transportasi yang nyaman harus menjadi prioritas pemerintah dalam menawarkan pilihan angkutan publik ke masyarakat. Untuk membangun transportasi massal modern yang nyaman, keterkaitan antara subsistem aktivitas (A), subsistem transportasi (T), subsistem arus (F) (Mainheim, 1979) sangat diperlukan sebab peranan sistem transportasi (T) serta sistem aktivitas (A) mempengaruhi pola arus (F) tujuan kegiatan.


















Suthanaya.Wordpress.com/Trans Sarbagita in Bali
Adi Putri, K. 2012. Analisis Kelayakan Finansial dan Dampak Pengoprasian Angkutan Umum Massal Trans Sarbagita (Koridor I : Kota – Sudirman – Pesanggaran – Dewaruci – Jimbaran – Kampus Unud – GWK). Tesis Program Pascasarjana Universitas Udayana. Denpasar

1 komentar:

  1. weeeits tak sengaja menemukan blog sohibku yg satu ini

    BalasHapus