Senin, 03 Desember 2012

BAB 1 TA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang        
            Dalam sistem transportasi  perkotaan di Wilayah Kota Denpasar, ruas Jalan Imam Bonjol berfungsi sebagai jalur penghubung antara Kota Denpasar dengan Kabupaten Badung di wilayah selatan pulau Bali, yang memiliki peranan strategis bagi pengembangan wilayah tujuan pariwisata. Jalan Imam Bonjol juga berperan sebagai jalur perbatasan antara daerah Kotamadya Denpasar dan kabupaten Badung yang sedang mengalami pertumbuhan penduduk, industri dan perdagangan.
            Ditinjau dari klasifikasi fungsi jalan, jalan Imam Bonjol sebagai jalan kolektor primer, jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang kedua atau menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga. Dengan demikian jalan ini sangat berperan penting dalam melayani dan melewatkan arus lalu lintas yang cukup besar. Namun kenyataannya pada jalan ini sering terjadi kepadatan jumlah kendaraan yang di tambah dengan hambatan samping seperti in-out kendaran misalnya d’gool futsal, kendaraan henti, pejalan kaki maupun parking on street. Bercampurnya jenis lalu-lintas yang terganggu hambatan samping tersebut menyebabkan kemacetan dan volume lalu-lintas yang cukup besar pada ruas jalan Imam Bonjol.
            Selain itu, seiring terjadinya perkembangan jumlah penduduk kota Denpasar per tahun dalam rentang waktu 2000-2010 adalah sebesar 4 % (SP Denpasar 2010) dan meningkatnya pergerakan masyarakat, terutama pada periode pagi, siang dan sore hari, serta meningkatnya jumlah kepemilikan kendaraan dan berubahnya pola penggunaan lahan yang cukup pesat semakin menambah padatnya volume lalulintas yang melewati ruas jalan ini. Pentingnya peranan jalan Imam Bonjol mengakibatkan terjadinya akumulasi beban arus lalu lintas, antara lain terjadinya penumpukan kendaraan, tundaan lalu lintas dan antrian kendaraan, terjadi tundaan waktu perjalanan ( delay ), serta menurunnya tingkat pelayanan jalan Imam Bonjol. Tingginya volume kendaraan di ruas jalan Imam Bonjol sebagai jalan kolektor primer, turut pula mempengaruhi terhambatnya kelancaran kendaraan yang memasuki jalan ini yang secara keseluruhan berdampak pula pada beban biaya perjalanan yang harus dipikul oleh para pengguna jalan akibat tundaan yang terjadi.
   Tundaan sebagai bagian yang penting dari waktu perjalanan karena kendaraan yang bergerak sangat berpotensi terhadap kemacetan dan kesemrawutan, maupun tundaan tetap karena kapasitas dan volume lalu lintas (kepadatan dan keramaian). Tundaan yang dimaksud pada wilayah studi adalah bertambahnya waktu perjalanan atau terjadinya pengurangan kecepatan bergerak di bawah kecepatan yang dianggap dapat diterima atau tingkat kesesuaian standar kecepatan jalan rencana. Tundaan terjadi karena meningkatnya kepadatan lalu lintas, tingginya waktu tunda serta menurunnya kinerja ruas jalan yang berdampak pada kenaikan biaya operasional kendaraan. Biaya operasional kendaraan adalah semua biaya yang harus dikeluarkan oleh operator atau pemilik kendaraan sehubungan kepemilikan dan pengoperasian kendaraan untuk tujuan komersial ataupun pribadi. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan tidak tetap di mana biaya tidak tetap memiliki pengaruh yang lebih banyak dan lebih bervariasi terhadap biaya operasional kendaraan secara keseluruhan. Studi analisis biaya perjalanan akibat tundaan lalu lintas pernah dilakukan pada jalan Teuku Umar pada tahun 2011 oleh Hery Sutiawan dengan besarnya biaya tundaan sebesar Rp.4.795.684.059/tahun
Oleh karena itu, studi pengaruh tundaan menjadi penting dalam menganalisis kinerja ruas jalan dan biaya perjalanan akibat tundaan yang terjadi pada Jalan Imam Bonjol, khususnya pada ruas jalan utama yang padat dan ramai lalu lintas. Sejauh ini belum pernah dilakukan analisis kinerja ruas jalan dan biaya perjalanan akibat tundaan yang terjadi pada jalan Imam Bonjol sehingga diharapkan nantinya dapat menambah pengetahuan dan penelitian di bidang transportasi.





1.2              Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dibuat suatu rumusan masalah adalah:
1.      Bagaimana kinerja ruas jalan Imam Bonjol ?
2.      Berapakah besar biaya perjalanan akibat tundaan yang terjadi pada jalan Imam Bonjol ?

1.3              Tujuan Penelitian
            Secara spesifik tujuan dari penelitian ini adalah:
1.      Untuk menganalisis kinerja ruas jalan Imam Bonjol.
2.      Untuk menganalisis besarnya biaya perjalanan akibat tundaan yang terjadi pada jalan Imam Bonjol.

I.4        Manfaat Penelitian
1.      Bagi mahasiswa, dapat mengetahui, memahami serta menambah wawasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi biaya perjalanan dan dapat menganalisis biaya perjalanan yang diakibatkan oleh tundaan lalu lintas.
2.      Bagi pemerintah daerah, dapat menjadikan bahan penelitian ini sebagai masukan dalam pemulihan kembali  kinerja ruas jalan Imam Bonjol.
3.      Bagi masyarakat, dapat memberikan informasi lebih lanjut dalam memperluas ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh tundaan terhadap biaya perjalanan.

I.5        Batasan Masalah
            Untuk memberikan arahan yang jelas dari penelitian ini agar sesuai dengan tujuan yang dicapai dan karena keterbatasan waktu serta luasnya permasalahan yang ada maka penulis membatasi beberapa hal yaitu :
1.      Analisis Biaya Operasional Kendaraan (BOK) dilakukan pada ruas jalan yang mengalami tundaan, yaitu pada simpang Imam Bonjol-Gunung Soputan sampai pada simpang Imam Bonjol-Pulau Galang.
2.      Asumsi bahan bakar yang digunakan untuk semua kendaraan adalah premium dengan harga bahan bakar untuk tahun 2012 adalah Rp 4.500,00.
3.      Tundaan lalu lintas yang dimaksud dalam studi ini adalah kemacetan sesaat yang ditimbulkan oleh besarnya volume lalu lintas serta hambatan samping jalan.
4.      Mengingat keterbatasan waktu, biaya dan surveyor maka survei dalam penelitian ini hanya dilakukan satu hari saja.
5.      Parameter yang digunakan mengukur tingkat pelayanan jalan adalah berdasarkan derajat kejenuhan jalan (Q/C).
6.      Analisis BOK sepeda motor menggunakan  metode Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) tahun 1999 yang kemudian di sesuaikan dengan laju pertumbuhan inflasi.
7.      Komponen yang dijadikan acuan penilaian dampak biaya perjalanan akibat tundaan adalah biaya operasional kendaraan, nilai waktu perjalanan, volume dan waktu tempuh perjalanan.
8.      Besarnya biaya perjalanan akibat adanya tundaan lalu lintas diukur dalam satuan rupiah per tahun.
9.      Data-data harga komponen BOK yang digunakan adalah harga pasar terkini.
10.  Prilaku para pengemudi kendaraan tidak diperhitungkan dalam penelitian ini.
11.  Mengingat keterbatasan alat pengukuran kekasaran jalan dalam studi ini tidak dilakukan.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar